Selasa, 7 Oktober 2025

Jokowi Berharap Ada Peningkatan Kerjasama Penanggulangan Terorisme

"Dunia marah dan berduka melihat jatuhnya korban serangan terorisme di berbagai belahan dunia di Perancis, Belgia, Inggris, Australia dan lain-lain."

BIRO PERS ISTANA
Presiden Jokowi di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab Islam Amerika di Conference Hall King Abdulaziz Convention Center, Riyadh Arab Saudi. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat berbicara di Arab Islamic America Summit atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Arab Islam Amerika di Conference Hall King Abdulaziz Convention Center, Riyadh Arab Saudi, Presiden Joko Widodo mengimbau kepada kepala negara yang hadir agar menyebarkan pesan damai di seluruh Dunia.

Selain itu, Jokowi mengatakan juga perlu ada peningkatan kerjasama antarnegara dalam rangka mencegah munculnya bibit-bibit radikalisme yang mengarah ke aksi terorisme.

“Yang lebih penting lagi pertemuan ini harus mampu meningkatkan kerja sama pemberantasan terorisme dan sekaligus mengirimkan pesan perdamaian kepada dunia,” ujar Presiden seperti keterangan pers Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Senin (22/5/2017).

Presiden mengatakan, ancaman radikalisme dan terorisme terjadi di mana-mana.

Indonesia adalah salah satu korban aksi terorisme, serangan bom di Bali terjadi tahun 2002 dan 2005 dan serangan di Jakarta terjadi Januari 2016.

"Dunia marah dan berduka melihat jatuhnya korban serangan terorisme di berbagai belahan dunia di Perancis, Belgia, Inggris, Australia dan lain-lain," ucap Jokowi.

Dunia seharusnya juga sangat prihatin terhadap jatuhnya lebih banyak korban jiwa akibat konflik dan aksi terorisme di beberapa negara seperti Irak, Yaman, Suriah, Libya.

“Umat Islam adalah korban terbanyak dari konflik dan radikalisme terorisme,” kata Presiden.

Lebih lanjut Presiden mengatakan bahwa jutaan saudara-saudara kita harus keluar dari negaranya untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Jutaan generasi muda kehilangan harapan masa depannya.

“Kondisi ini membuat anak-anak muda frustasi dan marah. Rasa marah dan frustasi ini dapat berakhir dengan muculnya bibit-bibit baru ektremisme dan radikalisme,” kata Presiden.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved