Jumat, 3 Oktober 2025

Strategi Pemerintah Agar Distribusi Logistik Merata dan Cepat ke Daerah

Budi mencontohkan, logistik yang sampai di Papua akan berharga sangat tinggi. Satu di antara faktornya lantaran sebagian besar logistik dikirim mengg

ISTIMEWA
Menteri Perhubungan Budi Karya (Kiri) dan Dirjen Bea cukai Heru Pambudi (Kanan )di forum Jakarta International Logistics Summit and Expo (JILSE) 2016, JIEXPO Hall D, Jakarta, Kamis (20/10/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan, saat ini pemerintah fokus untuk mengatasi kesulitan menyalurkan barang (logistik) ke sejumlah wilayah di Indonesia, khususnya wilayah timur Indonesia.

Berbicara di forum Jakarta International Logistics Summit and Expo (JILSE) 2016, JIEXPO Hall D, Jakarta, Kamis (20/10/2016), Budi mencontohkan, logistik yang sampai di Papua akan berharga sangat tinggi.

Satu di antara faktornya lantaran sebagian besar logistik dikirim menggunakan jalur udara lewat pesawat udara.

"Lihat saja jumlah bandara di Papua ada sebanyak 250 bandara. Segala sesuatu, suplai logistik dikirim mempergunakan pesawat yang otomatis membuat harga jual menjadi lebih mahal," kata Budi Karya di forum tersebut.

Kondisi tersebut, paparnya, menjadi gambaran ketimpangan ketersediaan dan distribusi logistik di wilayah-wilayah di Indonesia.

Untuk mengatasi itu, ujarnya, pemerintah menyiapkan sejumlah rencana yang masih dikaji terkait percepatan distribusi logistik.

Pembangunan tol, baik darat, udara, dan laut, kata dia, merupakan bagian dari usaha percepatan distribusi logistik yang berujung pada terjangkaunya harga barang di masyarakat.

"Sudah ada pembagian wilayah-wilayah pembangunan di Indonesia khususnya untuk proses pengiriman logistik agar lebih cepat namun dapat menekan harga yang lebih baik," paparnya.

Selain mempersiapkan infrastruktur Budi juga menyampaikan pihaknya juga melakukan evaluasi terkait lama waktu dan tingginya harga proses pengiriman logistik yang terjadi di Indonesia.

Karenanya, pekerjaan rumah terkait dwelling time dan harga distribusi menjadi perhatian utama.

"Kami terus mengevaluasi data dwelling time yang terjadi di Indonesia sejauh ini terus kami perbaiki supaya pihak-pihak yang ada di dalamnya dapat terus memperbaiki kinerja yang terjadi di dalam," tandasnya.

Ia menambahkan, diharapkan program Pusat Logistik Berikat (PLB) bisa mempermudah proses distribusi logistik yang ada.

"Program PLB, diharapkan menjadi masukan yang positif bagi proses distribusi. Intinya, kalau bisa dibuat lebih murah tidak perlu dipersulit," tutupnya.

Terkait itu, Dirjen Bea Cukai, Heru Pambudi mengaku optimistis Pusat Logistik Berikat (PLB) dapat meningkatkan sistem roda perekonomian yang ada di Indonesia.

"Dengan adanya sistem PLB saya optimis dapat memapas waktu dan meningkatkan perekonomian Indonesia," ujar Heru di Jakarta Internasional Logistic Summit And Expo (JILSE) di Jakarta, Rabu (19/10/2016).

Heru menyebut dengan sistem PLB permasalahan Dwelling Time seperti yang ditekankan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dapat terminimalisir. Hal ini dikarenakan sistem ini banyak mengurangi sistem yang ada di dalam logistik.

"Sistem PLB banyak sekali kelebihannya selain efisien dalam anggaran yang dibutuhkan juga lebih murah otomatis biaya logistik dapat lebih ditekan dengan baik," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved