Panglima TNI Jelaskan Soal Kekayaan Alam Indonesia Bikin Iri Negara Lain
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjelaskan soal kekhawatiran dirinya mengenai berbagai ancaman yang bisa terjadi di Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menjelaskan soal kekhawatiran dirinya mengenai berbagai ancaman yang bisa terjadi di Indonesia.
Untuk itu dirinya sempat berujar meminta Badan Intelejen Negara (BIN) menyampaikan kepada publik guna meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
Ucapan Gatot tersebut ditanggapi Wakil Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Tubagus Hasanuddin yang menilai pernyataan Jenderal Gatot meresahkan publik.
"Inikan bahasa media, bagaimana caranya orang melihat majalah tertarik, pernyataan beliau mungkin karena hanya lihat judulnya saja," kata Gatot di kantor Panglima TNI Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa (4/10/2016).
Gatot mengaku angkat jempol untuk Hasanuddin, seorang purnawirawan TNI berpangkat Mayor Jenderal yang memiliki berbagai pengalaman dibidang pertahanan.
"Beliau adalah Mayjend Purnawirawan, beliau pernah menjabat di TNI, maupun di Sekretaris Militer Kepresidenan, saya yakin ilmunya soal pertahanan sudah paling top," kata Gatot.
Lebih lanjut Gatot menjelaskan, kekhawatiran yang dirasakan dirinya sudah dirasakan Presiden RI pertama Soekarno yang menyebut suatu hari nanti ada negara yang iri dengan kekayaan Indonesia.
Hal yang sama juga diungkapkan Presiden Joko Widodo usai dilantik di komplek parlemen, Senayan. Saat itu Jokowi menyampaikan, bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia bisa jadi petaka.
"Saya yakin ini bukan kebetulan. Jadikan dua presiden itu sama kekhawatirannya. Ini jadi warning," katanya.
"Saya pikir wajar saya meminta BIN lebih melihat ini dan menyampaikan kepada publik. Agar masyarakat lebih waspada," katanya.
Lebih lanjut Gatot juga berterima kasih atas perhatian yang diberikan Hasanuddin. Dirinya hanya ingin membuat warga Indonesia sadar dan menyiapkan diri akan ancaman bangsa yang melanda.
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, Hasanuddin mengatakan, kekhawatiran Panglima TNI tentang keamanan dan keselamatan Indonesia yang diekspos ke publik sungguh aneh.
"Karena, bukankah Panglima TNI adalah orang yang bertanggungjawab tehadap keamanan Indonesia?" Hasanuddin menegaskan.
"Pernyataan ini justru menimbulkan kecemasan di masyarakat," lanjutnya, Selasa (04/10/2016).
Menurutnya, kritik dan otokritik terkait dengan keamanan negara sebaiknya disampaikan di internal pemerintah saja, tak perlu diungkap ke publik.
"Bicarakan saja di internal pemerintah untuk mencari solusi yang terbaik," tegasnya lagi.
Lagi pula, lanjut TB Hasanuddin, dalam UU no 34 Tahun 2004 tentang TNI Bab IV tentang Peran, Fungsi, dan Tugas sudah dijelaskan bahwa TNI juga memiliki peran untuk menangkal ancaman dari luar.
Karena itulah maka TNI dilengkapi dengan sebuah badan intelejen yang bernama BAIS (Badan Intelejen Strategis). Badan ini bertanggung jawab langsung kepada Panglima TNI.
"Dalam UU TNI Pasal 6 ayat a dijelaskan bahwa TNI bertanggungjawab menangkal setiap bentuk ancaman militer dan ancaman bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa," ungkap TB Hasanuddin.
Hasanuddin kemudian mengungkap, dalam sebuah wawancara salah satu majalah mingguan, Panglima TNI Gatot Nurmantyo mengungkap sejak berpangkat Kolonel, BIN dan BAIS dan panglima, sudah tak pernah lagi menyampaikan rumusan tentang ancaman bangsa Indonesia.
"Saya adalah orang yang sangat kuatir tentang kondisi negara kita. Kuatir karena secara tidak sengaja yang saya lakukan adalah protes terhadap hal-hal yang dilakukan pada saat saya masih kolonel. Sebuah negara harusnya punya rencana kontinjensi (cadangan)," ujar Gatot ditirukan Hasanuddin.
Bahkan, kata Gatot, lanjut Hasanuddin, tidak ada satu institusi pun di negeri ini yang menyampaikan ancaman bangsa ini.