Bantu Petani Indonesia Bukan dari Harga Perolehannya
petani selalu mengeluh dikarenakan yang didapat dan yang dijual memiliki selisih yang sangat besar.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Adanya keluhan petani Indonesia yang merasa tidak adil dalam harga perolehan yang didapat dari hasil pertaniannya, Mari Elka Pangestu mengatakan pemberdayaan petani akan lebih membantu.
"Jadi kalau kita mau membantu petani ini kan selalu diperdebatkan petani-petani harga perolehannya rendah. Kita harus bantu bukan di harganya tapi bagaimana dia diberdayakan. Bantuannya itu langsung ke petani, apakah melalui penyuluhan, diberi bibit yang lebih baik, pupuk dan pasca panennya," kata Mari dalam konferensi internasional "Feeding The Zone" yang diadakan di Ballroom Jakarta Theater, Jakarta Pusat pada Sabtu (14/5/2016).
Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tersebut mengatakan petani selalu mengeluh dikarenakan yang didapat dan yang dijual memiliki selisih yang sangat besar.
"Mereka merasa tidak adil. Tapi kalau kita bisa buat bagian ini lebih efisien kan pasti harga ke konsumen juga menjadi lebih murah," ujarnya.
Hal ini dapat dilakukan dengan pandangan yang komprehensif, agar tidak sepotong-potong mengatasi masalah tersebut.
"Saya rasa kembali lagi bagaimana kita benar-benar mempelajari keperluan dari petani dan program untuk membantu petani itu lebih dicocokin kepada keperluan petani. Rantai pasok dibuat lebih efisien dikurangi mata rantainya dibuat lebih efisien lagi," katanya.
Soal mata rantai yang panjang, menurutnya salah satu yang tidak dimiliki petani adalah harga atau modal untuk bisa kuat mencari pembeli yang lebih baik.