Santoso Cs Sudah Lemah, Anggotanya Kini Tinggal Tujuh Orang
Kelompok Santoso kini sudah lemah karena keterbatasan logistik maupun informasi serta banyak yang ditangkap.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Polisi Tito Karnavian menyebut kondisi kelompok Santoso kini sudah melemah.
Mereka kini sudah lemah karena keterbatasan logistik maupun informasi serta banyak yang ditangkap. Kini, Santoso hanya bersama tujuh orang saja.
"Santoso sendiri cuma tujuh orang, bahkan dua orang wanita di antaranya," ucap Tito.
Karena itu Tito berharap aparat gabungan TNI dan Polri bisa menangkap Santoso dan anggotanya pada akhir Mei 2016 mendatang.
Tim Satgas Tinombala pun memiliki target meringkus Santoso Cs sampai 12 hari ke depan.
"Operasinya itu sampai akhir Mei, 12 hari ke depan untuk tim yang (sedang bertugas) ini. Tapi akan berganti dengan tim yang lain," ujar Tito.
Santoso dan pengikutnya juga mulai terpecah-pecah dan moralnya pun jatuh.
"Kelompok ini (Santoso Cs) sudah melemah, kehabisan energi, moral mereka jatuh, mereka terpecah-pecah," kata Tito.
Dua Anggota Ditangkap
Aparat Kepolisian Polda Sulawesi Tengah belum melakukan pemeriksaan terhadap dua anggota kelompok Santoso yang tertangkap di Desa Padalembara, Poso.
Kedua anggota kelompok Santoso ini belum diperiksa karena kondisi fisik mereka masih lemah.
Adapun dua anggota kelompok Santoso yang ditangkap adalah Ibad dan Sul. Keduanya ditangkap saat turun gunung karena kelaparan mencari makan.
Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Brigadir Jenderal Rudy Sufahriadi mengatakan Ibad dan Sul terpaksa turun gunung karena selama berada dalam kelompok Santoso mereka dikucilkan dan merasa diperlakukan tidak adil terutama dalam pembagian makanan.
Padahal baik Ibad maupun Sul di kelompok Santoso berperan sebagai tim pengintai dan pencari logistik.
Namun rupanya Ibad dan Sul justru dikucilkan oleh Santoso dan anggota yang lain. Mereka pun turun dari hutan di gunung ke sebuah perkampungan dan akhirnya tertangkap oleh Satgas Tinombala.
Depresi Berat
Baik Ibad dan Sul kata Rudy Sufahriadi kini dalam keadaan lemah dan belum bisa diperiksa. Mental keduanya depresi berat.
"Saat ini yang bersangkutan (Ibad dan Sul) masih belum dapat diketahui peranannya lebih lanjut karena yang bersangkutan masih dalam kondisi depresi berat," kata Rudy.
Ibad dan Sul ditangkap oleh Satgas Tinombala pada Jumat (15/4/2016) pekan lalu di Dusun Kampung Baru, Desa Padang Lembara, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
Penangkapan bermula saat Ibad dan Sul bertanya alamat rumah atas nama Badri kepada dua anggota Satgas Tinombala yang berpakaian preman.
Namun setelah mereka ditanya kembali oleh petugas soal identitas, Ibad dan Sul tidak menjawab. Petugas pun merasa curiga, sehingga berniat memeriksa identitas mereka.
Setelah beberapa saat, dengan dibantu dua petugas tidak berseragam lainnya, maka dua orang tersebut dapat dilumpuhkan dengan tangan kosong tanpa mengeluarkan tembakan atau letusan senjata api.
Selanjutnya dua orang itu diamankan berikut barang bukti dua buah tas beserta isinya.
Berikut barang bukti yang diamankan:
1. Dari Tas Milik Ibad alias AM di dalamnya berisi 32 item barang, antara lain:
- 1 buah bom rakitan pipa paralon panjang 9,5 cm diameter 6 cm
- Charger HP
- 3 Buah senter
- 3 Buah baterei besar dan kecil
- Sempritan plastik warna merah
- Lem Besi merek DEXTONE,
- Obat-obatan (Ampicilin dan Paracetamol)
- Korek api gas
- Pisau dan parang
- Peralatan mandi (sikat dan pasta gigi, alat cukur jenggot)
- Peralatan makan (sendok besi), dll.
2. Tas Milik Sul di dalamnya terdiri dari 16 item barang bukti antara lain:
- 1 Buah baterei Panasonic
- 1 Buah korek api dan korek gas
- Paku
- Tali nilon
- Rompi tempat magazen warna hitam
- Topi rimba warna hitam, dll
(nic/kps/wly)