Kamis, 2 Oktober 2025

Helikopter TNI Jatuh di Poso

'Tapi Kami Ikhlas Ini Merupakan Takdir'

Mereka tengah mempersiapan penyambutan jenazah dua korban Helikopter yang jatuh dan terbakar di Kabupaten Poso

Editor: Hendra Gunawan
Ist/Kadispenad
Helikopter milik TNI AD jenis Bell 412 EP meledak di wilayah Patiro Bajo, kelurahan Kasiguncu, Kabupaten Poso, Minggu (20/3/2016) sore. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Suasana kompleks Angkatan Darat (KPAD) di Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, Minggu (20/3/2016) malam agak berbeda dari biasanya.

Keluarga yang tinggal di dua buah rumah di Jalan Tanjung Kompleks KPAD Cijantung dan di Jalan Cempaka Kompleks KPAD Cijantung sedang berduka.

Mereka tengah mempersiapan penyambutan jenazah dua korban Helikopter yang jatuh dan terbakar di Kabupaten Poso, Sulawesi Selatan, Minggu (20/3).

Kedua rumah itu adalah rumah Kolonel Syaiful Anwar, di Jalan Tanjung dan Kol inf Ontang Sitindaon di Jalan Cempaka KPAD Cijantung.

Keduanya menjadi korban dari 13 orang penumpang dan kru Helikopter milik TNI Angkatan Darat (AD) tipe Helly Bell 412 EP Nomor HA-5171 yang mengalami kecelekaan Minggu (20/3) sore.

Helikopter itu jatuh setelah tersambar petir sekitar pukul 17.55 Wita. Saat ditemukan, helikopter dalam kondisi terbakar.

Ketika Warta Kota menyambangi Kompleks Angkatan Darat (KPAD) Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur, tadi malam, belum diperbolehkan memasuki Komplek Perumahan Angkatan Darat (KPAD) Cijantung, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Namun, petugas penjaga gerbang komplek berseragam TNI membenarkan bahwa dua korban kecelakaan helikopter di Poso yang merupakan perwira menengah TNI AD beralamat di KPAD Cijantung.

"Benar kedua perwira itu adalah Kolonel Syaiful Anwar, dan Kol inf Ontang Sitindaon beralamat di sini. Tapi sesuai perintah pimpinan, wartawan baru boleh meliput besok," ujar petugas tersebut kepada Warta Kota, Minggu (20/3) malam.

Dikatakan oleh pria berbadan tegap itu, saat ini keluarga masih melakukan berbagai persiapan di rumah duka.

Sehingga belum bisa diganggu. Hanya keluarga dan kerabat yang diizinkan masuk.

"Sekarang keluarga masih beres-beres. Karena itu meliputnya besok pagi saja, sesuai perintah atasan," bilang si petugas.

Kerabat Kolonel Syaiful Anwar yang tidak bersedia menyebutkan namanya mengatakan bahwa wajar kalau keluarga menangisi kepergian Pak Syaiful.

"Tapi kami ikhlas ini merupakan takdir," katanya. Kabar duka bahwa kolonel Syaiful tewas diterima keluarga sekitar pukul 21.00 dari Mabes TNI. Syaiful dikenal oleh keluarga sebagai sosok yang santun tapi tegas,

"Penyebabnya cuaca buruk, ya hujan, petir," katanya.

Dari keterangan yang dihimpun di Palu menyebutkan, helikopter TNI AD itu sedang dalam penerbangan dari Desa Watutau, Kecamatan Lore Tengah, ke arah Kota Poso.

Namun jatuh di sebuah perkebunan warga di Dusun Petirebajo, Desa Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir sekitar pukul 17.45 Wita.

Ia menjelaskan, korban meninggal dunia langsung dievakuasi ke rumah sakit terdekat. Proses evakuasi masih terus berlangsung.

"Dibawa ke rumah sakit terdekat, evakuasi masih berlangsung," ujarnya.

Panglima VII Wirabuana, Mayjen TNI Agus Surya Bakti turun tangan setelah peristiwa terjadi.

Ia ikut mengevakuasi helikopter milik TNI yang jatuh pada Minggu sore.
"Saya masih evakuasi helikopter dan awaknya dek, info selanjutnya hubungi kapendam," ujar suami Bella Saphira ini singkat.

Kepala Satgas Operasi Tinombala yang juga menjabat Wakil Kapolda Sulawesi Tengah, Komisaris Besar Leo Bona Lubis menyebut satu korban sempat ditemukan dalam kondisi kritis, dan langsung dibawa ke RSUD Poso.

Namun, korban meninggal dunia setiba di RSUD Poso.

"10 jenazah dengan luka terbakar dan masih terus melakukan pencarian terhadap dua penumpang lagi," kata Leo melalui pesan singkat. (Warta Kota)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved