PDIP: Silakan SBY Kritik Asal Berdasar Nawacita
Jika SBY mau kritik ya lakukan saja.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari menilai resiko menjadi presiden untuk dikritik.
Hal itu dikatakan Eva menanggapi pernyataan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di media sosial Youtube.
SBY menyebutkan dirinya saat menjabat sebagai Presiden RI banyak yang mengkritiknya secara luar biasa.
"Itu resiko presiden untuk dikritik. Tugas parpol pendukung untuk membela seperti Bang Ruhut atau Pak Menkop jaman beliau (Syarief Hasan) yang secara militan membela," kata Eva melalui pesan singkat, Selasa (9/2/2016).
Sehingga, Eva membantah kritikan terkait hubungan suka atau tidak. Melainkan, hal itu dilakukan dalam melaksanakan tugas masing-masing.
"Jika SBY mau kritik ya lakukan saja. Toh tidak melanggar hukum asal basisnya nawacita, bukan frame zaman beliau," ujarnya.
Sebelumnya, SBY dalam wawancara yang diunggah ke Youtube pada 6 Februari 2016 membeberkan ada pihak dalam lingkar Istana yang tidak suka dengan kritik yang disampaikannya.
Menurut SBY, ketidaksukaan oknum di lingkaran Istana itu sampai mengirimkan pesan singkat kepadanya.
"Saya masih ingat kalau tidak salah dulu sekian bulan lalu, ketika saya sekali-sekali melepas Twitter, ada pihak yang tidak suka. Ada elemen di lingkar kekuasaan yang tidak nyaman bahkan mengirim pesan kepada saya," ujar SBY dalam wawancaranya di Youtube.
"Saya ingat dulu, banyak yang ketika tidak berada di kekuasaan, kritisnya luar biasa. Menyerang, menghajar, begitu. Tetapi tidak sedikit begitu berada di lingkar kekuasaan, kurang suka dikritik," tuturnya.