Selasa, 30 September 2025

Prahara Partai Golkar

Kehadiran Yasonna dan Luhut di Rapimnas Bukan Jaminan Konflik Golkar Selesai

"Sepertinya masih jauh dari harapan soal perdamaian," kata Dian.

Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM/JEPRIMA
Presiden RI ke 3, BJ Habibie, Ketua umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan, Idrus Marhan saat menghadiri acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (23/1/2016). Pada Rapimnas tersebut dihadiri para Elite partai Koalisi Merah Putih (KMP) pendukung duet Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di Pilpres lalu. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Penyelesain konflik internal Partai Golkar diprediksi masih jauh dari harapan.

Hal itu disebabkan kengototan kedua kubu yang menjadi pangkal masalahnya.

Demikian dikatakan peneliti Founding Fathers House (FFH) Dian Permata melalui pesan singkat, Minggu (24/1/2016).

Dian menilai keinginan tim transisi yang dikomandai JK juga tidak menjamin kedua kubu bisa duduk satu meja untuk menyelesaikan masalah di internal partai berlambang pohon beringin itu.

Kehadiran Menkopolhukam Lubut Panjaitan dan Menkuham Yassona Laoly dalam rapimnas yang dilakukan partai Golkar kubu ARB juga tidak menjamin bahwa perdamain bakal segera terwujud.

"Sepertinya masih jauh dari harapan soal perdamaian," kata Dian.

Dilanjutkan Dian, keinginan ARB untuk melaksanakan Munas Golkar pada 2016 atau sebelum puasa hanya menjadi bunga-bunga politik saja. Jika keinginan ARB disambut oleh tim transisi atau lingkaran joko widodo maka berarti secara otomatis bargaining kubu ARB menguat.

"Persoalannya selanjutnya adalah bagaimana kubu ARB dan pemerintah mengelola proses bargaining position tersebut," tuturnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved