Protes Penggeledahan Melibatkan Brimob, Fahri Hamzah Bersitegang dengan Penyidik KPK
Kejadian tersebut terjadi di Fraksi PKS ketika penyidik ingin menggeledah salah satu ruangan di tempat tersebut
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah bersitegang dengan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kejadian tersebut terjadi di Fraksi PKS ketika penyidik ingin menggeledah salah satu ruangan di tempat tersebut.
Fahri mempersoalkan rombongan penyidik KPK yang membawa anggota Brimob dengan bersenjata laras panjang.
Penyidik KPK awalnya menggeledah ke ruangan anggota DPR dari PDI Perjuangan Damayanti Wisnu Putranti sekitar pukul 10.40 WIB, Jumat (15/1/2016).
Ruangan tersebut berada di Gedung Nusantara I, Lantai 6 Nomor 0621.
Kemudian, penyidik menuju Ruang Fraksi Golkar di lantai 13 Gedung Nusantara I.
Dengan pengawalan anggota Brimob, penyidik KPK menggeledah ruangan 1331 yang dihuni anggota Komisi V Budi Supriyanto.
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah dan Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil lalu mendatangi lantai 13 Gedung Nusantara I.
Tetapi, rombongan penyidik sudah turun ke ruangan PKS untuk melanjutkan penggeledahan.
Dikabarkan ruangan yang akan digeledah adalah milik politikus PKS Yudi Widiana.
Fahri akhirnya bertemu dengan 10 penyidik KPK di ruangan PKS.
Ia langsung memprotes kedatangan penyidik dengan membawa anggota Brimob bersenjata laras panjang.
"Tidak boleh bawa senjata laras panjang. Ini rumah tangga kami. Anda tidak dipilih rakyat," kata Fahri dengan nada meninggi kepada salah satu penyidik KPK.
Penyidik tersebut diketahui bernama HN Christian.
Penyidik KPK langsung berdebat dengan Fahri. Ia menegaskan tidak melanggar aturan dengan membawa rombongan Brimob.
"Kami sudah mendapat izin dari MKD dan biro hukum," kata Christian dengan nada tinggi.
"Kami yang meminta Brimob. Silahkan kalau mau komplain. Saya ngomong dengan biro hukum. Saya tidak ada urusan dengan pimpinan," tegasnya.
Fahri juga menyambut ucapan itu dengan nada yang tinggi.
Ia menegaskan perilaku KPK itu melecehkan parlemen.
Politikus PKS itu tidak mempermasalahkan penggeledahan oleh KPK.
Namun, ia memprotes adanya anggota Brimob yang membawa senjata laras panjang.
"Mas Brimob tolong keluar. Saya bertanggungjawab sama Kapolri," kata Fahri.
Suasana semakin memanas karena perdebatan tersebut tidak juga selesai.
Ucapan keduanya bernada tinggi.
"Saya tidak akan keluar. Saya tidak akan keluar, kami ini sedang melakukan penegakan hukum," kata penyidik KPK itu dengan nada tinggi.
Fahri pun membalasnya.
"Bawa pamdal kesini, Pam Obvit kesini, kalau ada tentara bawa kesini. Kami jaga lembaga ini setengah mati. Saya melaksanakan tugas," tegas Fahri.
Penyidik KPK HN Christian tak kalah menanggapi.
"Saya tidak menghina parlemen. Siapa yang menghina, saya juga melaksanakan tugas," tegasnya.
Sedangkan Anggota Fraksi PKS Nasir Djamil juga berdebat dengan penyidik KPK.
Dia tidak mempermasalahkan penggeledahan tetapi keberatan dengan senjata laras panjang yang dibawa Brimob.
"Saya tahu siapa anda," kata Christian.
"Saya juga tahu siapa anda. Kami tidak menghalang-halangi tugas KPK ya. Penggeledahan tidak dipermasalahkan, yang dipermasalahkan adalah pembawaan senjata," jawab Nasir.
Fahri kemudian meminta surat penggeledahan. Menurut Fahri dalam surat tersebut hanya berisi nama Damayanti yang digeledah.
Politikus PKS itu pun mengaku malas berdebat dengan penyidik.
"Ini orang enggak ngerti apa-apa, kita pulang saja Pak Nasir. Sudah-sudah," tuturnya.