Senin, 6 Oktober 2025

Ledakan Bom di Sarinah

Bahkan Anak Presiden Jokowi Pun Kena Dampak Bom Sarinah

Teror bom di pusat perbelanjaan Sarinah dan sekitarnya, di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016), membawa dampak bagi dunia bisnis.

Editor: Robertus Rimawan
DOK PRIBADI/INSTAGRAM
Wajah serius Putra bungsu Jokowi, Kaesang Pangarep saat pernikahan kakaknya Gibran Rakabuming Raka. 

TRIBUNNEWS.COM - Teror bom di pusat perbelanjaan Sarinah dan sekitarnya, di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016), membawa dampak bagi dunia bisnis. 

Indeks harga saham gabungan turun, nilai tukar rupiah turun, sejumlah toko dan pusat perbelanjaan tutup, serta usaha anak Presiden RI, Joko Widodo untuk sementara tidak beroperasi.

Usaha itu adalah gerai martabak manis, Markobar di Cikini, Jakarta Pusat.


Demikian diumumkan akun @markobar1996 dan @kaesangP pada Twitter.


Akun @markobar1996 adalah akun dikelola manajemen Markobar, sedangkan @kaesangP adalah akun milik Kaesang Pangarep, putra kedua Jokowi.

Pengumuman gerai Markobar untuk sementara tidak buka disampaikan satu, dua jam setelah teror terjadi.

Gerai Markobar berjarak tidak sampai 10 kilometer dari lokasi ledakan.

 [Lokasi ledakan di sekitar pusat perbelanjaan Sarinah. DATA: GOOGLE MAPS]

Terbesar setelah Kuningan

Dilihat dari skala insiden, ini adalah serangan yang terbesar sejak ledakan bom yang menjadikan dua hotel di kawasan Kuningan, JW Marriott dan Ritz-Carlton, sebagai sasaran.

Ledakan di dua hotel ini berlangsung pada Jumat pagi, 17 Juli 2009, menewaskan tujuh orang.

Sebelumnya pada 2005, kantor kedutaan Australia di kawasan Kuningan menjadi sasaran ledakan bom.

Tidak diketahui jumlah korban tewas secara pasti, tapi pemerintah Indonesia mengatakan sembilan orang meninggal, sementara Australia mengatakan 11 orang tewas.

Masih pada 2005 terjadi serangan bom di Bali yang menewaskan sedikitnya 20 orang dan pada 2002, juga di Bali, serangkaian ledakan bom menewaskan 202 orang, banyak di antaranya turis asing.

Bom Bali 2002 disebut sebagai serangan teroris terbesar di Indonesia.

Di luar insiden-insiden ini, terjadi serangan sporadis terhadap aparat keamanan, terutama polisi.

Siapa peneror?

Siapa para pelaku ledakan bom dan serangan senjata di Jakarta, hari ini?

Hingga Kamis petang belum ada kelompok atau individu yang mengaku bertanggung jawab, meski Wakapolri, Budi Gunawan, sudah mengaitkan serangan ini dengan kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS di Suriah.

"Kelompok Solo membuat persiapan-persiapan dengan anak-anak selnya untuk melakukan apa yang disebut dengan 'konser bom' yang harusnya dimainkan pada malam Tahun Baru."

"Tapi karena kita bisa antisipasi, maka baru kali ini mereka laksanakan," kata Budi Gunawan.

Ketika ditanya, apakah ini serangan ISIS, sama dengan konteks serangan di Paris, Budi menjawab, "Yes, betul."

Tapi Menkopolhukam, Luhut Panjaitan, mengatakan pihaknya belum memastikan apakah ada kaitan antara serangan di Jakarta dan ISIS.

Paris dan Mumbai

Wartawan BBC untuk masalah keamanan dan terorisme, Frank Gardner, mengatakan pada tahap ini semua pihak harus membuka semua kemungkinan, meski ISIS akan dengan mudah dikaitkan dengan insiden ini.

Ratusan warga Indonesia diyakini telah bergabung dengan ISIS di Suriah.

Terbuka kemungkinan para pelaku, siapa pun mereka, kata Gardner, termotivasi, terinspirasi, atau mungkin diperintah oleh ISIS.

Perlu diketahui juga masih ada 'sisa-sisa dari kelompok Jemaah Islamiyah yang memiliki kaitan dengan al-Qaida'.

Serangan di Jakarta mengingatkan pada serangan di Paris pada November 2015 yang menewaskan 130 orang dan serangan di Mumbai, India, pada 2008 yang menewaskan setidaknya 160 orang.

"Ini adalah bagian dari pola serangan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir, seperti di Istanbul dan Paris," kata Gardner.

Bedanya dengan Mumbai yang berlangsung selama tiga hari, serangan di Paris dan Jakarta relatif bisa diatasi dalam hitungan jam, yang membuat aparat keamanan bisa meminimalkan jumlah korban.

Tujuan serangan adalah beraksi di kawasan urban, membunuh sebanyak mungkin korban, dan mendapatkan publikasi secara besar-besaran.(edi sumardi/bbc)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved