Jumat, 3 Oktober 2025

Kontroversi Gafatar

Disebut Organisasi Terlarang, Ketua Umum Gafatar Jelaskan Pemahaman soal Tuhan

"Kemana instink yang telah diberikan Tuhan semenjak kita lahir?" katanya.

Penulis: Hasanudin Aco
gafatar.org
Ketua Umum Gafatar, Mahful M. Tumanurung. 

 TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  -   Pemerintah melalui Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menetapkan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) sebagai organisasi masyarakat terlarang.

Penetapan itu, menurut Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan ormas tersebut, tentang laporan orang hilang setelah diduga bergabung dengan Gafatar.

"Telaah dari Ditjen kami, kalau arahnya seperti itu, itu sudah terlarang. Banyak korban," kata Tjahjo, Selasa (12/1/2016).

Mabes Polri melalui Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Charliyan, Selasa (12/1/2016) di Mabes Polri mengatakan organisasi ini berbahaya.

"Gafatar ini sudah dilarang, ini Ormas yang terlarang baik di Yogya maupun Sulawesi atas kesepakatan MUI, organisasi agama termasuk para tokoh agama."

Anton meminta masyarakat waspada terhadap Gafatar.  Kelompok ini tidak menyerang fisik melainkan ideologi.

Nah, Ketua Umum Gafatar Mahful M Tumanurung dalam website-nya gafatar.org menyebut pemahaman organisasinya soal Tuhan.

"Kemana instink yang telah diberikan Tuhan semenjak kita lahir?" katanya.

Berikut kutipan pernyataan Ketua Umum Gafatar, Mahful M Tumanurung dikutip utuh Tribunnews.com, dari website gafatar.org, Selasa (12/1/2015).

Jika sedikit menelaah tentang penciptaan alam semesta, akan kita temukan bahwa seluruh benda memiliki tabiat, ciri, gaya, atau lebih mengena jika diistilahkan karakter. Setiap benda memiliki Karakter. Dengan karakter inilah maka tercipta interaksi antar benda.

Kemampuan burung memanfaatkan aerodinamika untuk terbang ke tempat yang dituju, merupakan karakter burung tersebut. Berputarnya planet mengelilingi matahari, adalah karakter planet yang menjadi “anak” dari Matahari. Begitupula manusia mencintai lawan jenis, adalah karakter seorang manusia normal yang mencurahkan hasrat biologis dan kejiwaannya kepada orang yang dipilihnya. Karakter jenis ini adalah sesuatu yang dibawa semenjak adanya benda yang dimaksud.

Tidak pernah ada burung yang membuka les untuk terbang. Tak ada planet mengikuti sekolah berevolusi mengelilingi Matahari. Begitupula pada manusia, tidak memerlukan universitas untuk mencintai lawan jenis. Tetapi karakter itu telah ada terbawa semenjak lahir dan bekerja pada saatnya. Karakter itulah yang disebut dalam istilah psychology sebagai “Instinctive Behaviour”, atau perilaku yg berdasarkan instink. Instink dilengkapi oleh Tuhan sebagai sang Maha Pencipta pada benda yang diciptakannya.

Karakter disebut juga sebagai akhlak. Oleh karena itu Tuhan banyak disebut dalam bahasa arab sebagai Al-Khalik, maha pemilik akhlak. Tuhan berkehendak agar seluruh benda menurunkan akhlaknya. maka benda-benda yang diciptakannya disebut Makhluk. sehingga seluruh makhluk dapat menjadi kepanjangan tangan Tuhan, menjadi refleksi dari karakter Tuhan.

Dengan menurunkan karakter Tuhan, maka kehidupan di alam ini akan berjalan harmonis, tidak akan saling menghancurkan, karena akhlak Tuhan adalah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Bukti dari karakter ini dapat dilihat dari hubungan harmonis antara makhluk. Tak ada satu makhluk pun yang berusaha memunahkan makhluk lainnya. Tak ada satu makhluk yang gembira melihat adanya makhluk lain yang tertindas. Dan tak ada mahkhluk yang ingin mencurangi makhluk lainnya. Jika ada, berarti makhkuk itu bukan sedang menjalankan karakter Tuhan, tetapi karakter birahi ego yang merajai dirinya.

Bangsa kita adalah bangsa yang rindu akan karakter Tuhan dalan keseharian. Bangsa yang mengharapkan hadirnya dominasi Tuhan sebagai satu-satunya kekuatan yang dapat merekonsiliasi segala persilangan yang meresahkan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved