Jumat, 3 Oktober 2025

Polisi Sempat Baku Tembak dengan Kelompok Penyerang Polsek Sinak

Polisi terus memburu sejumlah pelaku yang diduga dari kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang menyerang Polsek Sinak

Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Kapolri Jenderal Pol. Badrodin Haiti (kanan) dan Wakapolri Komjen Pol. Budi Gunawan (kiri) memaparkan kinerja Polri tahun 2015 pada refleksi akhir tahun Polri di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (29/12/2015). Dalam acara tersebut Kapolri memaparkan kinerja Polri pada tahun 2015 khususnya yang berkaitan dengan kasus terorisme, narkoba, korupsi dan pengawasan internal Polri. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Polisi terus memburu sejumlah pelaku yang diduga dari kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang menyerang Polsek Sinak, Puncak, Papua pada Minggu (27/12/2015) hingga menewaskan tiga anggota Polri.

Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti menuturkan saat dilakukan pengejaran, sempat terjadi baku tembak. Namun masih belum diketahui, apakah dari kelompok OPM ada yang jadi korban atau tidak.

"Saat pengejaran, sempat terjadi baku tembak. Dan dikabarkan satu orang dari mereka tertembak," kata Badrodin, Kamis (31/12/2015).

Badrodin menambahkan, saat ini anggota di lapangan masih mengecek apakah setelah baku tembak, terduga pelaku berhasil dilumpuhkan atau dibantu dibawa lari oleh kelompok mereka.

Sebelumnya, Wakapolri Komjen Budi Gunawan ikut bicara soal penyerangan yang juga mengakibatkan hilangnya tujuh senpi dan satu peti amunisi tersebut.

Terlebih penyerangan terjadi jelang kedatangan Presiden Jokowi ke Papua pada 29 Desember 2015 hingga 31 Desember 2014 di ‎Merauke, Wamena, Sorong, dan Raja Ampat.

"Kapolda dengan kekuatan pembantuan sudah di lokasi (Polsek Sinal). Untuk jenazah yang gugur telah dievakuasi ke Jayapura. Selain melakukan penyelidikan dengan tim investigasi, para pelaku juga tengah diburu," tutur Budi Gunawan.

Budi Gunawan menuturkan berdasarkan penyelidikan sementara Polri menduga ‎pelakunya ialah Tentara Papua Merdeka (TPM) atau Organisasi Papua Merdeka (OPM).

"Sementara indikasi dari kelompok TPM. Mereka pernah melakukan kejadian yang sama pada 2013, korbannya TNI dan masyarakat sipil," tegas Budi Gunawan.

Seperti diketahui pada 2013 silam, ‎8 anggota TNI dan dua warga sipil menjadi korban penembakan dan penyerangan oleh kelompok sipil bersenjata diduga TPM atau OPM di dua kabupaten berbeda di Papua.

Penyerangan pertama terjadi Kamis (21/2/2013) sekitar pukul 09.30 WIT di pos TNI di Tingginambut, Kabupaten Puncak Jaya. Peristiwa itu menewaskan Pratu Wahyu. Para penyerang juga melukai Lettu Reza. Kedua prajurit itu berasal dari Batalyon 753 Argaviratama, Nabire.

Penyerangan lainnya terjadi sekitar pukul 10.30 di wilayah Sinak, Kabupaten Puncak. Dalam penyerangan itu tujuh orang anggota TNI tewas. Di antaranya Sertu Udin dan Sertu Frans yang berasal dari Koramil Sinak, lima anggota lain yang tewas adalah Sertu Ramadhan, Pratu Edi, Praka Jojo, Praka Idris, dan Pratu Mustofa yang berasal dari Batalyon 753 Argaviratama Nabire yang tengah ditugaskan di Sinak.

Penyerangan terjadi ketika mereka hendak mengambil alat komunikasi yang dikirim lewat pesawat di landasan perintis Sinak. Jarak antara Koramil Sinak dengan landasan sekitar dua kilometer.

Saat rombongan itu berada di tanjakan, mereka tiba-tiba diserang sekelompok sipil bersenjata. Para prajurit itu tidak sempat memberi perlawanan karena mereka tidak membawa senjata.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved