Rabu, 1 Oktober 2025

Pansus Pelindo II

Anggota Pansus Pelindo II Duga Ada Pihak Asing Di Belakang RJ Lino

Politikus PKB Daniel Johan menilai Direktur Utama Pelindo II‎ RJ Lino sudah tidal layak dipertahankan pemerintah.

Editor: Gusti Sawabi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Sejumlah massa aksi dari GANAS (Gerakan Nasionalisasi Aset) melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung BUMN, Jakarta, Selasa (6/10/2015). Dalam aksinya mereka menuntut memecat Dirut Pelindo RJ Lino dan Menteri BUMN Rini Soemarmo, membatalkan perpanjangan kontrak JICT dengan asing, serta stop union busting. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus PKB Daniel Johan menilai Direktur Utama Pelindo IIRJ Lino sudah tidal layak dipertahankan pemerintah.

Anggota Pansus Pelindo II itu melihat Lino telah gagal menjaga pelabuhan sebagai aset nasional karena tunduk kepada asing. (Baca juga Fadli Zon: Jangan Sampai Pak Jokowi Cuma Jadi Wayang)

"Lino seharusnya memperjuangkan agar pelabuhan itu dikelola anak bangsa. Toh itu pekerjaan yang bpasti bisa kita kerjakan, enggak susah."

"Tapi dia (Lino) Justru bangga kalau JICT (Jakarta International Container Terminal), itu diserahkan ke asing," kata Daniel di Jakarta, Minggu (8/11/2015).

Diketahui, pengelolaan JICT diserahkan kepada perusahaan asal Hongkong, Hutchinson Port Holding (HPH) ‎sejak 1999.

Kontrak perusahaan itu akan habis pada 2019. Namun Lino memperpanjang konsesi tersebut pada tahun 2014.

Daniel mengatakan Lino berargumentasi bahwa JICT lebih menguntungkan diserahkan kepada HPH.

Daniel menilai alasan Lino tersebut tidak dapat dibenarkan.

"Untuk apa dioperasionalkan asing. Harus diingat pelabuhan itu pintu gerbang Indonesia. Pelindo tidak ngapa-ngapain saja, pelabuhan pasti untuk," imbuhnya.

Pansus Pelindo II, kata Daniel, lalu menelusuri pihak dibelakang RJ Lino. Ternyata diketahui pengusahan asal Hongkong Li Ka Shing.

Daniel menuturkan Li Ka Shing merupakan pemilik HPH.

"Kok kita ujung-ujungnya masa tunduk dengan Li Ka Shing? Mengapa Indonesia dibuat tunduk dengan asing? Jasi sebenarnya siapa bos Lino? Bukan pemerintah tetapi Li Ka Shing," imbuhnya.

Daniel menuturkan tujuan Pansus Pelindo II ‎untuk memberi sinyal bahwa Indonesia tidak mau dijadikan sapi perahan asing.

Ia juga menilai RJ Lino sudah tidak layak memimpin Pelindo II karena sejumlah kegagalan.

Conto‎hnya, kekisruhan manajemen dan ketanagakerjaan. Kemudian belum terselesaikan Terminal Peti Kemas di Kalibaru.

"Manajemen gali lobang tutup lobang tutup lobang. Pinjam uang untuk menutup utang, begitu terus," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved