Jumat, 3 Oktober 2025

Ketimbang Program Bela Negara Lebih Baik Sejahterakan Prajurit

Program bela negara belum tepat dijalankan saat ini

Penulis: Valdy Arief
Tribunnews.com/Amriyono Prakoso
Direktur Imparsial, Al Araf (berkemaja putih) menilai kasus pencemaran nama baik diduga dilakukan dua aktivis ICW dan mantan penasihat KPK selesai di Dewan Pers, tak perlu berlanjut sampai kepolisian. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Manajer Imparsial, Al Araf menyebutkan seharusnya pemerintah menyalurkan anggaran untuk meningkatkan kesejahteraan prajurit dan postur persenjataan ketimbang menjalankan program bela negara.

"Kesejahteraan prajurit dan postur persenjataan kita saat ini, masih sangat memprihatikan," kata Al Araf dalam konferensi pers di Kantor YLBHI, Menteng, Jakarta, Rabu (14/10/2015).

Menurut Al Araf, di tengah situasi ekonomi yang tengah mengalami perlambatan, seharusnya Kementerian Pertahanan tidak menambah beban anggaran.

"Apalagi tahun depan anggaran untuk pertahanan dikurangi Rp 8 triliun," sebutnya.

Program bela negara belum tepat dijalankan saat ini, jelas Al Araf juga karena belum ada ancaman atas Indonesia dalam beberapa tahun terakhir.

"Dalam buku putih pertahanan lima tahun terakhir, tidak disebutkan adanya ancaman dari luar ke Indonesia," ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berencana membentuk Kader bela negara pada Senin (19/10/2015) mendatang. Ryamizard menilai saat ini terdapat 100 juta penduduk Indonesia yang potensial sebagai kader militan bela negara.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved