Selasa, 30 September 2025

Ibadah Haji 2015

Manajemen Haji Harus Direformasi Secara Radikal

Ritual berhaji justru akan tercatat sebagai ritual agama yang paling banyak memakan nyawa manusia dalam sejarah.

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
AP
Bekas sampah akibat orang berdesakan dalam insiden Mina 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tragedi jamaah haji terinjak-injak saat akan melakukan prosesi lempar jumrah di Mina menewaskan 717 jamaah haji termasuk tiga diantaranya dari Indonesia membuat berbagai pihak menyerukan perbaikan dalam manajemen penyelenggaraan haji.

"Berhaji menjadi ritual yang berbahaya dan tak lagi nyaman. Ritual berhaji justru akan tercatat sebagai ritual agama yang paling banyak memakan nyawa manusia dalam sejarah. Saatnya pemerintah Saudi mengumpulkan ulama untuk melakukan reformasi atas ibadah haji, tanpa melanggar ketentuan kitab suci yang diyakini," kata penggiat anti diskriminasi, Denny JA dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/9/2015).

Denny mengusulkan kepada pemerintah tentang reformasi manajemen pengelolaan haji lewat tiga cara yang radikal.

Pertama, menambah jumlah hari yang sah untuk berhaji. Selama ini diyakini hari yang sah berhaji hanya lima hari efektif: dari tanggal 9 sampai 13 Dzulhijjah saja.

"Harus dipikirkan jumlah hari berhaji yang sah bertambah juga tak hanya lima hari, tapi berbulan- bulan. Dari lima hari menjadi, misalnya 60 hari, dan sebagainya. Jika waktu sah berhaji berubah dari lima hari menjadi katakanlah 60 hari, ini akan menjadi solusi yang sangat ampuh untuk mengurangi konsentrasi massa di satu titik dan di satu waktu. Niscaya ibadah haji akan dirasakan lebih nyaman dan lebih aman bagi jemaah," kata pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) ini.

Kedua, mengubah arsitektur Mina. Umumnya kecelakaan yang menewaskan ratusan jemaah haji terjadi di Mina. Sejak 1980, sudah terjadi 8 kali tragedi maut yang menelan lebih dari seratus nyawa.

"Pemerintah Saudi bisa mengundang aneka pihak yang berkompeten di dunia untuk mempelajari bangunan dan lorong Mina dalam hubungannya dengan arus massa yang ratusan ribu. Harus ada reformasi arsitektural yang akhirnya bisa membantu area Mina itu lebih aman untuk masa yang berdesakan," katanya.

Ketiga, modernisasi manajemen haji. Kini lanjut Denny, saatnya pemerintah Arab Saudi juga memodernkan manajemen haji, baik dari jumlah, SOP dalam bekerja, dan kualitas SDM-nya.

"Saatnya manajemen haji direformasi, sehingga beribadah itu tak hanya aman dan nyaman, namun juga khusyuk bagi jamaah, dan bagi keluarga yang ditinggal, yang tak perlu lagi was was akan keselamatan jamaah," kata Denny.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved