Minggu, 5 Oktober 2025

Kabinet Jokowi JK

Pernyataan Rizal Ramli Bisa Sebabkan Investor Ketakutan

Rizal Ramli tidak perlu menantang debat Wakil Presiden RI Jusuf Kalla bila ia tidak paham permasalahan kelistrikan.

Editor: Johnson Simanjuntak
Photo/MG/SEPTYONAKA TRIWAHYUDI
Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli Sertijab menggantikan Menteri Koordinator (Menko) Kemaritiman, Indroyono Soesilo. dalam reshuffle kabinet Presiden Jokowi, Rabu (13/8/2015) di Jakarta. Reshuffle keenam menteri yang dilantik yaitu Darmin Nasution sebagai Menteri Koordinator Perekonomian menggantikan Sofyan Djalil, Thomas Lembong sebagai Menteri Perdagangan menggantikan Rachmat Gobel, Luhut Binsar Panjaitan sebagai Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan menggantikan Tedjo Edhi Purdijatno, serta Rizal Ramli sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman menggantikan Indroyono Soesilo. Sofyan Djalil pada kesempatan tersebut juga dilantik sebagai Kepala Bappenas menggantikan Andrinof Chaniago. Pergantian juga dilakukan pada posisi Sekretaris Kabinet, yaitu dari Andi Widjajanto ke pejabat barunya, Pramono Anung. (Tribunnews.com/MG/SEPTYONAKA TRIWAHYUDI) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kordinator (Menko) bidang Kemaritiman, Rizal Ramli tidak perlu menantang debat Wakil Presiden RI Jusuf Kalla bila ia tidak paham permasalahan kelistrikan.

Hal itu ditegaskan oleh Husein Abdullah, yang merupakan staf khusus Wakil Presiden RI. Jusuf kalla di bidang komunikasi.

Husein dalam siaran persnya menyebut dengan mengumbar ketidaktahuannya di depan umum, dikhawatirkan masalah itu justru akan membuat calon investor program kelistrikan pemerintah akan ketakutan.

"Saat ini banyak bank yang siap mendukung pendanaan proyek listrik, artinya secara kalkulasi perbankan proyek ini masuk akal," katanya.

Permintaan untuk mengerjakan program listrik juga membludak. PLN menawarkan proyek pembangunan pembangkit listrik berkapasitas 35 ribu megawatt, tetapi yang berminat sangat besar kalau ditotal mencapai 50 ribu megawatt.

"Artinya ini momentum untuk mengatasi krisis listrik di Indonesia, karena peminatnya besar," katanya.

Kapasitas listrik PLN saat ini hanya 45 ribu megawatt. Idealnya untuk mengakomodir kebutuhan listrik masyarakat dengan mengacu pertumbuhan populasi dan ekonomi, pertahunnya kapasitas PLN harus dikembangkan minimal 7 ribu megawatt.

"Maka dibutuhkan tambahan daya listrik 7000 megawatt, dikalikan 5 tahun pemerintahan Jokowi-JK, maka jumlah mencapai 35 ribu megawatt," ujarnya.

Pengambangan di bidang kelistrikan tidak hanya dibutuhkan untuk mengakomodir kebutuhan masyarakat. Akan tetapi juga untuk mengakomodir kepentingan industri, yang diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Tanpa listrik industri tidak bisa berjalan, tanpa industri serapan tenaga kerja kita akan rendah, bakal banyak pengangguran. Dan kita semakin tertinggal," ujarnya.

Daripada mengkritik program tersebut di muka umum dan menantang debat Wapres, Rizal Ramli selain bisa menanyakan langsung manfaat program tersebut ke PLN, ia juga biasa membantu mencarikan solusi permasalahan kelistrikan Indonesia.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved