Eks Jubir Presiden Gus Dur: Pemberian Penghargaan ke Eks Kapolri Bimantoro Lukai Kaum Nahdliyin
Untuk diketahui sejarah kelam Indonesia pernah terjadi pada era kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo akan memberikan penghargaan kepada 46 orang termasuk salah satu diantaranya Jenderal polisi (Purn) H. S. Bimantoro, mantan Kapolri.
Namun, Mantan Juru Bicara Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Adhie Massardi menolak pemberian bintang Mahaputra Adipradana kepada Bimantoro, sebab penghargaan tersebut bisa melukai kaum Nahdliyin.
"Pemberian bintang jasa kepada Bimantoro akan melukai hati kaum Nahdliyin, wabil khusus Gusdurian," kata Adhie dalam pernyataannya, Kamis(13/8/2015).
Untuk diketahui sejarah kelam Indonesia pernah terjadi pada era kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid.
Ketika itu Gus Dur panggilan akrab Abdurrahman Wahid jatuh dari kekuasaannya akibat proses pergantian Kapolri yang menimbulkan kontroversial.
Saat itu, Presiden Gur Dur yang memang sudah didera banyak masalah dengan lawan-lawan politiknya, mengganti Kapolri Bimantoro kepada Chairuddin Ismail hingga menjadi pemicu dan membuatnya jatuh dari kekuasaan.
Ketika itu Gus Dur memecat Bimantoro tanpa persetujuan DPR. Kemudian, Gus Dur dipanggil DPR, tapi mangkir.
Saat itu Gus Dur mengatakan, DPR kerap memanggilnya dengan sewenang-wenang. Malamnya Gus Dur mengeluarkan dekrit pembubaran DPR. Ini makin memperuncing hubungannya dengan DPR dan MPR.
Hingga akhirnya sidang pemakzulan dipercepat seminggu oleh MPR, dan Gus Dur pun jatuh dari kursi kepresidenan.
Meski begitu kata Adhie Massardi Presiden Joko Widodo memang tidak salah sepenuhnya memberikan bintang penghargaan kepada mantan Kapolri Bimantoro.
Karena Jokowi kata Adhie memang tidak tahu menahu soal konflik politik di era Gus Dur silam.
"Jokowi memang tidak salah. Karena dia tidak tahu apa-apa soal konflik politik di tingkat elit ketika itu. Tapi timnya seharusnya paham, bahwa pemberian bintang jasa kepada Bimantoro akan melukai hati kaum Nahdliyin," ujarnya.
Jokowi dan timnya lanjut Adhie tidak cermat dalam menentukan siapa saja yang layak memperoleh penghargaan. Seharusnya ada tim yang menggodok nama-nama yang akan diberi bintang jasa.
"Diperiksa kelayakannya. Dilihat kemungkinan kontroversialnya. Sebab bisa saja Bimantoro layak dapat bintang, tapi melihat sepak terjangnya di masa lalu, yang dijadikan martir oleh lawan-lawan politik Gus Dur untuk melengserkannya, pasti akan menimbullkan kontroversi," ujar Adhie.