Muktamar Muhammadiyah
Tak Mungkin Dirikan Partai, Muhammadiyah Lebih Baik Salurkan Kader ke Parpol
Sebagai gerakan civil society, kata Saleh, posisi Muhammadiyah saat ini sudah tepat
Penulis:
Ferdinand Waskita
Editor:
Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isu organisasi Islam Muhammadiyah akan mendirikan partai politik mencuat seiring muktamar yang digelar di Makassar. Hal itu pun mendapat tanggapan Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhhamadiyah Saleh Partaonan Daulay.
Menurut dia, Muhammadiyah tidak mungkin membuat partai politik. Sebagai gerakan civil society, kata Saleh, posisi Muhammadiyah saat ini sudah tepat. Mendirikan partai politik dan berafiliasi dengan partai politik akan mengerdilkan peran dakwah Muhammadiyah.
Namun demikian, Ketua Komisi VIII DPR itu mengatakan Muhammadiyah tidak boleh apolitis. Muhammadiyah harus terlibat dan mengikuti semua dinamika politik kebangsaan. Muhammadiyah perlu memberikan warna bagi politik kekuasaan yang ada.
"Cara paling mungkin dilakukan oleh Muhammadiyah adalah dengan mendistribusikan kader-kader terbaiknya kepada partai-partai politik yang ada. Tentu, partai yang dituju adalah partai yang memiliki visi dan misi yang sejalan dengan dakwah Muhammadiyah," kata Saleh melalui pesan singkat, Rabu (5/8/2015).
Ia mengungkapkan dengan sistem politik yang semakin liberal, Muhammadiyah tidak perlu malu-malu untuk menyusun strategi pendistribusian kadernya ke partai-partai politik. Namun, jarak dan kedekatan kepada partai-partai politik itu harus tetap dijaga. Dengan begitu, misi dakwah profetik Muhammadiyah tidak terkooptasi dan tercemari dengan politik kekuasaan yang cenderung mengabaikan idealitas dan mengedepankan pragmatisme.
"Relasi dengan politik dan kekuasaan selalu dibicarakan di Muhammadiyah. Karena itu, warga dan aktivis Muhammadiyah sudah memahami urgensi dan tantangannya. Tidak perlu didorong-dorong agar Muhammadiyah terjun ke politik praktis," ungkapnya