Jumat, 3 Oktober 2025

Muktamar Nahdlatul Ulama

Tolak AHWA, KH Aliman Marzuki: 'Jangan Paksakan Kehendak'

Karena itu ia secara tegas menolak mengisi formulir Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) yang dipaksakan panitia Muktamar NU

Editor: Hendra Gunawan
SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ
Presiden RI, Joko Widodo didampingi Rais Akbar PBNU, KH Mustofa Bisri, Ketua Umum PBNU, KH Said Agil Siradj, Menteri Agama, Lukman Hakim Saifudin dan Gubernur Jatim, Soekarwo usaimembuka Muktamar NU ke-33 di alun-alun Jombang, Sabtu (1/3). Muktamar yang digelar di 4 ponpes akan berlangsung hingga Rabu (5/8). SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Lampung KH. Drs Aliman Marzuqi, MPdI mengaku prihatin terhadap perilaku Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Panitia Muktamar NU yang dianggap memaksakan kehendak.

Karena itu ia secara tegas menolak mengisi formulir Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA) yang dipaksakan panitia Muktamar NU. “Kami menolak cara-cara premanisme,” kata Kiai Aliman Marzuqi dalam keterangannya, Minggu (2/8/2018).

Pemaksaan sistem ahlul halli wal aqdi (ahwa) hanyalah alat untuk mempertahankan status quo pengurus PBNU saat ini yang dijabat Rois Am KH. Musthofa Bisri dan Ketua Umum KH. Said Aqil Siroj, yang kebetulan mencalonkan kembali dalam Muktamar ke-33 NU.

Banyak perwakilan NU daerah menolak duet kepemimpinan KH Mustofa Bisri (Gus Mus) sebagai pejabat Rais Am Syuriah dan KH Said Aqil Siraj sebagai ketua umum PBNU dianggap gagal membendung serbuan paham luar Aswaja ke dalam NU.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved