Kabinet Jokowi JK
Yusril: 'Kalo Menterinya Nggak Paham Repot Kita'
Kata Yusril, seorang menteri layak diganti apabila memang menteri tersebut tidak mampu.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra setuju terkait perombakan kabinet (reshuffle). Menurut Yusril, pergantian menteri penting untuk mengevaluasi kinerja kabinet.
"Reshuffle kan ini wajar aja bagi Presiden dia evaluasi kabinetnya. Kalau perlu rotasi kementerian atau reshuffle secara parsial adalah kewenangan presiden," kata Yusril di DPP PBB, Jakarta, Sabtu (4/7/2015).
Menurut Yusril, pergantian menteri bukan persoalan untuk jatah partai tapi lebih kepada kemampuan. Kata Yusril, seorang menteri layak diganti apabila memang menteri tersebut tidak mampu.
"Dinilai kompetisi dari orang yang bersangkutan, bukan partai nonpartainya. Kementerian kementerian yang kunci seperti ekonomi, penegakan hukum, luar negeri, pertahanan dan lain-lain harus dipilih orang-orang yang sangat paham dengan persoalan itu. Kalo nggak paham repot kita," beber bekas menteri kehakiman itu.
Yusril juga tidak sepakat terkait menteri kalangan partai atau profesional. Berdasarkan pengalaman Yusril saat menjadi menteri kala itu, banyak orang berlata partai justru bekerja profesional. Namun menteri dari kalangan profesional malah amatiran.
"Waktu kabinet 1999 yang paling tinggi profesionalitasnya Pak Kwik Kian Gie dan saya. Pak Kwik waktu itu menteri keuangan dan saya menteri kehakiman. Satu PDIP, satu PBB. Sementara Bu Erna Witular jadi PU malah amburadul," tukas pakar hukum tata negara itu.