Pengungsi Rohingya
Mensos Khofifah: Anak Yatim Pengungsi Rohingya Bisa Saja Ditampung di Pesantren
Mensos mengusulkan dua pilihan untuk menampung para yatim pengungsi Rohingya yakni rumah penampungan Kemensos dan pesantren.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Banyak anak-anak dan remaja pengungsi Rohingya yang ditampung di Aceh adalah yatim. Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, mengatakan pemerintah akan menampung anak-anak yatim Rohingnya.
Menurut Khofifah saat ini ada dua pilihan untuk menampung para yatim pengungsi Rohingya yakni rumah penampungan Kemensos dan pesantren.
"Kami sudah koordinasi, mereka dimungkinkan untuk diasuh apakah di Kemensos apakah di pesantren," kata Khofifah kepada wartawan di kantor Wakil Presiden Jusuf Kalla, Senin (25/5/2015).
Khofifah mengaku sudah ditemui sejumlah perwakilan pesantren, termasuk dari Sukabumi, Malang, Pasuruan dan Bojonegoro. Pesantren-pesantren tersebut kata dia sudah menawarkan diri menampung para pengungsi.
Rencanannya gagasan penampungan anak yatim Rohingya akan dibahas bersama Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, Menteri Luar Negri, Retno LP.Marsudi dan Menteri Kordinator Politik Hukum dan Keamanan, Tedjo Edhy Purdjiatno.
Kalaupun anak-anak itu harus ditampung, mengenai status kewarganegaraannya juga akan dibicarakan dengan sejumlah kementerian, Khofifah mengaku belum bisa menjawabnya.
"Kita akan kordinasi dengan tim teknis, sementara kita sedang validasi," terangnya.
Awalnya gagasan tersebut diutarakan Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Masdar Farid Mas’udi. Menurutnya kondisi di pesantren jauh lebih baik dibandingkan di pengungsian. Para pengungsi juga bisa diberdayakan di pesantren.
"Pesantren kan bisa siapkan tempatnya, konselingnya, misalnya bimbingan sehari-hari, kiainya kan juga punya tanah atau usaha apa, kan bisa dipekerjakan di situ, supaya tidak menganggur, tidak stres kan disitu," katanya.