PAN Ambil Alih Peran Demokrat sebagai Partai Penyeimbang
Demokrat gembar-gembor sebagai partai penyeimbang tetapi tidak memainkan perannya secara baik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Center for Strategic and International Studies (CSIS), Arya Fernandez, menilai Partai Demokrat tidak dapat menunjukkan sikap sebagai partai penyeimbang.
Padahal, Demokrat telah menyatakan tidak bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) maupun Koalisi Merah Putih (KMP).
Arya menuturkan, peran partai penyeimbang malah diperlihatkan PAN dalam Rakernas yang digelar di Balai Sudirman. Dimana petinggi KIH dan KMP hadir dalam acara tersebut.
"KIH dan KMP malah dimainkan perannya oleh PAN. PAN menunjukkan kualitas sebagai partai tengah," kata Arya dalam diskusi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (7/5/2015).
Hasilnya, posisi politik Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di mata KIH dan KMP meningkat. Hal itulah yang tidak dimiliki Demokrat saat ini.
"Demokrat gembar-gembor sebagai partai penyeimbang tetapi tidak memainkan perannya secara baik. Peran strategis di DPR seperti UU Pilkada atau isu lainnya, Demokrat tidak menampakkan suaranya," imbuhnya.
Arya juga menilai Kongres Demokrat yang akan berlangsung di Surabaya tidak berjalan dengan baik. Sebab, ruang kompetisi dihambat dengan memunculkan satu nama saja yakni Susilo Bambang Yudhoyono. Arya melihat Demokrat yang dahulu menjadi partai besar seperti kehilangan daya magnetnya di masyarakat.
"Tidak ada isu strategis yang dikelola Demokrat," katanya.