Selasa, 30 September 2025

Penangkapan Bambang Widjojanto

Bambang Tidak Takut Mati Demi Menegakkan Hukum

Halaman yang biasanya menjadi penurunan dan penjemputan saksi dan tersangka itu dipenuhi pegawai KPK.

Penulis: Eri Komar Sinaga
Editor: Johnson Simanjuntak
Eri Komar Sinaga/Tribun Jakarta
Suasana pelepasan BW di kantor KPK menuju Bareskrim Polri 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana haru mengantarkan Bambang Widjojanto meninggalkan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Wakil Ketua KPK itu hari ini menjalani pemeriksaan lanjutan di Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri.

Tidak hanya unsur pimpinan KPK, seratusan pegawai terlihat 'melantai' memenuhi halaman depan lobi KPK. Mereka berbaris melihat pimpinannya yang menjadi pesakitan di Polri.

Halaman yang biasanya menjadi penurunan dan penjemputan saksi dan tersangka itu dipenuhi pegawai KPK. Sukar sekali menemukan tempat tanpa manusia.

Para pegawai memberikan pimpinan masing-masing setangkai bunga mawar merah. Mawar merah sendiri menandakan cinta, keberanian dan penghormatan.

Makna tersebut seolah sejiwa dengan pernyataan Bambang yang tidak takut mati demi menegakkan hukum.

"Saya pergi untuk kembali. Kalau toh akibat terberat adalah saya harus meninggalkan jasad saya, akan saya ambil. Tapi saya percaya Allah di pihak orang yang benar," kata Bambang. Suaranya terdengar meninggi dan bergetar.

Tangannya diangkat menunjuk ke atas pertanda dia telah bulat tekad. Segenap yang hadir memberikan teriakan pemecut semangat.

Samad yang berdiri persis di sebelah kanannya sedari awal, matanya sudah berkaca-kaca. Tangan kirinya melingkar di pundak Bambang. Sesekali dia menepuk-nepukkan tangannya ketika nada suara Bambang berubah tinggi.

Samad tidak banyak berbicara terkait pemeriksaan Bambang. Melalui pengeras suara, Samad memberikan dukungannya bahwa ini adalah resiko pekerjaan dalam upaya memberantas korupsi.

"Apa yang menimpa Pak BW dan pimpinan KPK adalah resiko perjalanan panjang memberantas korupsi di negara ini. Marilah kita berdoa agar supaya KPK berdiri seperti sekarang ini," kata Samad. Suaranya terdengar serak.

Sementara Adnan Pandu Praja dan Zulkarnain tidak memberikan komentar apapun. Mereka hanya terlihat setia mendampingi Bambang.

Usai memberikan pernyataan singkat, pimpinan mengantar Bambang menuju mobilnya diantar staf KPK. Mereka terlebih dahulu berpelukan.

Nasib tiga pimpinan kini di ujung tanduk. Semuanya sudah dilaporkan ke Mabes Polri.

Zulkarnain dilaporkan terkait dugaan menerima gratifikasi saat masih menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Adnan Pandu Praja terkait kepemilikan saham PT Desy Timber secara ilegal sementara Abraham Samad dilaporkan terkait dugaan memalsukan dokumen.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved