Pendidikan Akademi Bersama TNI-Polri Upaya Mencegah Bentrok
Tahun 2015 nanti petinggi keduanya sudah berkomitmen menggelar pendidikan akademi bersama selama satu tahun.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi saling duel antardua aparat keamanan, TNI vs Polri selama tahun 2014 ini terhitung terjadi dua kali dalam jangka waktu yang lumayan berdekatan.
Bahkan kedua aksi yang menjadi sorotan publik ini terjadi di wilayah hukum yang sama yakni di Batam, Kepulauan Riau.
Peristiwa pertama Minggu (21/9/2014) malam. Kejadian bermula saat anggota satuan Brimob Polda Kepri menggerebek penimbunan bahan bakar minyak (BBM) di Batam.
Atas peristiwa itu empat anggota TNI menjadi korban penembakan yang diduga dilakukan oleh anggota Brimob di Markas Komando (Mako) Brimobda Kepri, di Tembesi, Batuaji, Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Untuk mengusut kasus itu, TNI dan Polri membentuk tim investigasi gabungan kasus bentrok antara dua satuan saat penggerebekan gudang penimbunan BBM di Batam, Kepulauan Riau.
Kapuspen TNI Mayjen TNI M. Fuad Basya bersama dengan Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Ronny F Sompie, Passuspom Mabes TNI Mayjen TNI Maliki Mift, selaku Ketua Tim Investigasi, dan Brigjen Pol Fakhrizal selaku Wakil Ketua Tim Investigasi, mengumumkan hasil temuan tim investigasi gabungan di Gedung Media Centre Kemenkopolhukam, Jalan Medan Merdeka Barat No. 15, Jakarta Pusat, Selasa (14/10/2014) lalu.
Hasilnya terdapat dua rekomendasi dan saran untuk Kapolri Jenderal Sutarman dan satu saran untuk Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Gatot Nurmatyo. Saran dan rekomendasi ini diminta untuk segera ditindaklanjuti.
"Dari hasil investigasi tersebut dapat disimpulkan, satu tim menyampaikan pada Kapolri untuk, pertama melaksanakan proses hukum terhadap AKP OYP yang menembak pertama kali dan memberikan hukuman sesuai dengan kesalahan. Kedua, tindak lanjuti temuan awal siapa yang menembak dua orang di Mako Brimob. Belum tahu, tapi ada 12 orang yang bawa senjata," kata Fuad.
"Untuk KSAD, segera proses hukum yang melakukan pengamanan di gudang BBM. Sekali pun tidak tahu kalau itu ilegal. Tidak mungkin terjadi kasus ini kalau tidak ada anggota di sana," lanjutnya.
Peristiwa kedua Rabu (19/11/2014) dimana Barak Satuan Brimob Polda Kepri di Tembesi, Batam diserang oleh anggota TNI.
Komandan Resimen Militer (Danrem) 033 Wira Pratama (WP) Brigadir Jenderal (Brigjend) TNI Eko Margiono pun mengakui pelaku penyerangan Barak Teratai Satuan Brimob Polda Kepri di Tembesi adalah anggotanya dari Yonif 134 Tuah Sakti (TS).
Margiono menceritakan, peristiwa itu dikarenakan adanya saling pandang antara dua aparat saat mengisi bahan bakar minyak di salah satu tempat penjual bensin eceran di perumahan Buana Mas, Tembesi.
Keributan itupun berujung pada perusakan bangunan Barak Teratai Satbrimob Polda Kepri. Akibatnya, kaca bagian depan Barak Teratai pecah, namun tak menimbulkan korban jiwa.
Atas peristiwa itu seorang warga sipil bernama Kamdani menjadi korban peluru nyasar. Tidak hanya itu, di tubuh TNI, ada pula korban tewas yakni Praka Joni Kesuma Marpaung.