Selasa, 7 Oktober 2025

Diskusi Building WOW, Diplomasi Pariwisata Cara Bung Karno

“Namun ketika pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev mengundang Presiden Indonesia datang ke Moskow sekitar tahun 1961, maka atas permintaan Presiden S

zoom-inlihat foto Diskusi Building WOW, Diplomasi Pariwisata Cara Bung Karno
istimewa
Diskusi buku ‘Building WOW Indonesia Tourism And Creative Industry’ menghadirkan pakar Pemasaran Indonesia Hermawan Kartajaya, dan Direktur Pemberitaan Media Indoensia Usman Kansong sebagai pembanding, serta Kepala Divisi Pemberitaan Media Indonesia, Abdul Khohar sebagai Moderator dan DR. Sapta Nirwandar SE,

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Jasa Presiden Soekarno selalu disebut-sebut oleh umat Islam St Petersburg.

Mereka merasa bersyukur memiliki tempat ibadah The Blue Mosque begitu indah. Saat Perang Dunia II masjid ini sempat ditutup.

Atas permintaan Presiden Soekarno yang mengunjungi masjid ini pada tahun 1956, masjid ini dibuka kembali.

Masjid ini kini menjadi salah satu tujuan wisata ziarah yang dikunjungi oleh umat Islam dunia.

Presiden Soekarno juga disebut-sebut berjasa atas pemugaran makam Ulama besar penutur Hadits Imam Al Bukhori, di Samarkand, Uzbekistan. Awalnya makam tersebut tidak terawat dan nyaris hilang dari jejak sejarah.

“Namun ketika pemimpin Uni Soviet Nikita Khrushchev mengundang Presiden Indonesia datang ke Moskow sekitar tahun 1961, maka atas permintaan Presiden Soekarno waktu itu, supaya makam Bukhori dicari dan dipugar hingga tampak megah seperti sekarang,” cerita DR. Sapta Nirwandar SE, saat diskusi buku ‘Building WOW Indonesia Tourism And Creative Industry’ karyanya, di Ballroom Gedung Media Indonesia Kedoya Kebon Jeruk Jakarta Barat, Selasa (14/10/2014).

Wakil Menteri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  RI ini, memang baru saja kembali dari Uzbekistan, dalam rangka memimpin Sidang Dewan Eksekutif  Ke-99 UNWTO (United Nations World Tourism Organization), awal Oktober lalu (1-3/10/2014).

Indonesia terpilih sebagai Ketua Sidang Dewan Executive (Chairman), dan Sapta memimpin sidang tersebut.

“Kita bisa bayangkan betapa diseganinya Bung Karno sebagai pemimpin negara-negara dunia ketiga, di antara dua Blok negara-negara besar. Dalam kunjungan ke Moskow tersebut, Presiden Soekarno meminta kepada Presiden Kruschev untuk dapat berziarah ke makam Bukhari di Samarkand,” cerita Sapta.

Demikian pula, lanjut Sapta, bila kita berkunjung atau promosi pariwisata Indonesia di Afrika.

Hampir bisa dipastikan mereka akan menyambut baik. Sebagian besar masyarakat Afrika sangat mengenang jasa Bung Karno yang telah menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung pada 1955.  

Setelah KAA, bangsa-bangsa Afrika kemudian bangkit dan merdeka.

“Karena itu, warisan Bung Karno diabadikan dan dikenang dalam berbagai bentuk, seperti di Maroko ada Masjid Soekarno, ada juga Jalan Asia Afrika, serta di Aljazair ada gambar foto Bung Karno yang relatif besar di Museum Nasional Aljazair,” cerita Sapta.

Pemimpin Pemasar dan Penganjur Karena pengaruh dan jasanya, kata Sapta, Presiden Soekarno dinilai berhasil menjadi sosok pemimpin dunia yang berperan sebagai ‘marketer’ (pemasar), sekaligus mampu mengadvokasi (advocate), menyadarkan bangsa-bangsa di dunia.

“Termasuk menunjukkan kepada bangsa-bangsa lain di dunia, bahwa bangsa Indonesia ini besar dengan berbagai potensi multikultural,” ungkapnya.

Presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) juga termasuk orang yang tertarik dengan pemimpin  ‘marketer’.

Jokowi beralasan figur tersebut diperlukan untuk membuat gebrakan, khususnya di beberapa kementerian tertentu.

“Oleh karena itu, di kepariwisataan, tidak saja menstrategikan untuk mendatangkan turis sebanyak-banyaknya. Melainkan seberapa banyak turis-turis tersebut akhirnya menjadi tourist yang advovate untuk Indonesia,” kata Sapta.

Diskusi buku ‘Building WOW Indonesia Tourism And Creative Industry’ menghadirkan pakar Pemasaran Indonesia Hermawan Kartajaya, dan Direktur Pemberitaan Media Indoensia Usman Kansong sebagai pembanding, serta Kepala Divisi Pemberitaan Media Indonesia, Abdul Khohar sebagai Moderator.

“WOW” mengacu pada dampak yang dirasakan oleh customer saat evolusi turisme terjadi. Pada tingkatan ini, pelanggan tidak saja merasakan kepuasan yang luar biasa. Tetapi ia juga akan memberikan rekomendasi (advocate) kepada para relasi untuk melakukan hal yang sama.

Untuk turisme, pelanggan menyarankan kenalan atau saudaranya ikut juga mengunjungi destinasi  wisata yang dimaksud. “WOW” juga berarti Indonesia sebagai Wonderful of World.

Dengan pendekatan dan strategi WOW, target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang dipatok pada angka 20 juta jiwa pada akhir 2019, diharapkan dapat tercapai.

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved