Jumat, 3 Oktober 2025

Kapolri: Penangkapan Teroris Bentuk Cipta Kondisi Jelang Pilpres

Polri berharap, ke depan tidak ada lagi kelompok masyarakat yang melakukan kekerasan dalam mencapai tujuannya.

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Rendy Sadikin
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Polisi dengan senjata lengkap bersiaga di ujung Dusun Tamanjeka, Desa Masani, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Rabu (7/11/2012). Sebanyak 200 personel gabungan TNI Polri selama tiga hari menyisir pegunungan Kalora untuk mencari sejumlah terduga teroris dan bahan-bahan peledak yang diduga masih disembunyikan. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Sutarman menegaskan penangkapan sejumlah terduga teroris dalam satu pekan ini merupakan bagian dari cipta kondisi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres).

"Salah satunya untuk cipta kondisi, sehingga kami tangkap pelaku terorisme, kalau kami tangkap, akan mengurangi ruang gerak mereka," kata Sutarman di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (16/5/2014).

Polri berharap, ke depan tidak ada lagi kelompok masyarakat yang melakukan kekerasan dalam mencapai tujuannya. Seperti aksi teror yang selama ini terjadi. "Silahkan mencapai tujuan dengan jalan damai sesuai aturan hukum yang berlaku di Indonesia," kata Sutarman.

Densus 88 Antiteror Polri melakukan penangkapan terhadap sejumlah terduga teroris di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur. Penangkapan sejumlah anggota kelompok teroris diawali dengan penangkapan terhadap Rifki alias Bondan alias Royan di sebuah Rumah Makan bernama Taman Selera di wilayah Pantura, Indramayu, Jawa Barat.

Ia diatangkap Senin (12/5/2014) sekitar pukul 13.30 WIB. Rifki merupakan buronan kasus kerusuhan Poso khususnya dalam aksi bom di Pasar Tentena 2005 lalu. Rifki pun merupakan alumni pelatihan teror di Moro, Filipina.

Setelah menangkap Rifki, tim berlambang burung hantu tersebut bergerak dan menangkap Ramuji alias Kapten alias Ahmad di Jalan Belimbing Raya, Kecamatan Paciran. Lamongan, Jawa Timur, Selasa (13/5/2014) sekitar 13.30 WIB. Ramuji terlibat dalam aksi pelatihan teror di Poso. Ia menjadi kurir pengantar logistik untuk kelompok teroris pimpinan Santoso yang berlatih di hutan pegunungan Poso.

Esok harinya, Rabu (14/5/2014) sekitar pukul 21.00 tim Densus 88 Antiteror Pol membekuk Salim alias Ustad Yahya di Klaten, Jawa Tengah. Salim merupakan buronan teroris yang terlibat dalam kerusuhan Poso pada saat peledakan bom tentena 2005. Ia ditangkap bersama Setiawan.

"Untuk Setiawan ini masih didalami dan belum diketahui peran serta keterlibatannya apa," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar.

Kemudian di wilayah Klaten, Kamis (15/5/2014) Densus 88 Antiteror Polri menangkap lima orang terduga teroris masing-masing Arif alias Tomy, Selamet, Rofiq, Arifin, dan Yusuf. Kelimanya adalah hasil pengembangan tersangka Rifki dan Yahya alias Salim.

Hasil penggeledahan terhadap tempat tinggal kelompok ini di bengkel yang terletak di daerah Trucuk, Klaten diamankan 15 senjata api laras panjang gas caliber 7 milimeter, 2 senjata api pendek gas kaliber 7 milimeter, 1 crossbow, 1 panah, 5 samurai panjang, 6 pedang sedang, dan 25 pisau lempar.

Di samping itu, dari lokasi tersebut pun ditemukan pula dokumen pembuatan bom. "Hingga kini orang-orang yang ditangkap masih berada di Jawa Timur untuk dilakukan pengembangan selanjutnya," ucap Boy.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved