Pemilu 2014
Parpol Keliru Besar Sajikan Tontotan Erotis di Kampanye Terbuka
Menurut Very, kampanye terbuka adalah bagian dari pendidikan politik kepada pemilih, selain untuk menarik simpati banyak orang.
TRIBUN, JAKARTA - Deputi Direktur Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Veri Junaidi, menilai partai politik yang menyuguhkan tontonan erotis menjurus pornoaksi saat kampanye terbuka sama sekali tak pantas, apalagi secara bersamaan ada anak-anak dilibatkan.
Menurut Very, kampanye terbuka adalah bagian dari pendidikan politik kepada pemilih, selain untuk menarik simpati banyak orang. Karenanya, kesempatan kampanye terbuka, parpol dituntut menyuarakan informasi mendidik apakah visi misi dan programnya.
"Apa yang ingin disampaikan kepada publik dan anak-anak kalau justeru menghadirkan tontonan yg erotis. Jelas ini sama sekali tidak memberikan pendidikan politik kepada masyarakat," ungkap Veri di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (24/3/2014).
Veri menambahkan, inti kampanye terbuka paling penting adalah isi atau konten pesan yang disampaikan memberi pengetahuan ke masyarakat yang ikut kampanye. Harusnya, parpol berlomba-lomba untuk itu, bukan pertontonkan hiburan erotis.
Sebelumnya, komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Susanto, mengaku berdasarkan pemantauan kampanye terbuka selama ini, anak-anak masih dilibatkan, selain itu terjadi adegan erotis diperlihatkan di sejumlah titik lokasi kampanye.
"Yang sangat ironi adalah adanya adegan erotis bernuansa pornografi terjadi di sejumlah titik lokasi kampanye. Fatalnya adegan erotis tersebut dilakukan di depan anak-anak," ujar Susanto kepada wartawan di Jakarta, Senin (24/3/2014).
Susanto menambahkan, pihaknya juga menemukan "praktik pemberian uang kepada anak saat kampanye." Praktik ini, apapun alasannya tidak dibenarkan, karena anak akan terus tertarik ikut kampanye.
"Ini dapat menjadi efek negatif bagi pembentukan mental anak yang koruptif. Anak akan berasumsi bahwa politik itu dekat dengan uang. Ini akan berbahaya bagi mentalitas anak Indonesia ke depan," tambahnya.
Berdasar temuan di lapangan ini, KPAI mendesak kepada Bawaslu dan Panwaslu se Indonesia agar menindak tegas terhadap para caleg yang mengkondisikan adegan erotis di depan anak-anak serta memberikan uang kepada anak dalam masa kampanye kali ini.