Jadi Korban Erupsi Gunung Kelud, Nyawa Nenek Dul Terselamatkan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim Satgas Bencana Kelud Kopassus yang dipimpin Mayor Inf Wahyu Yuniartoto masuk ke lokasi yang mengalami kondisi paling parah dari erupsi Gunung Kelud, yaitu Desa Sukomoro Kecamatan Puncu, Kediri, Jawa Timur, Sabtu (15/2/2014).

Menurutnya, desa yang berjarak sekitar 7 km dari puncak Kelud tersebut, kondisinya sangat mengenaskan. "Seluruh area kampung saat itu lumpuh total, sumber air bersih tersumbat, sinyal hp tidak ada, listrik pun padam," kata Mayor Wahyu kepada Tribunnews.com, Selasa (18/2/2014).

Dengan perhitungan dan analisis yang matang, Dantim Kopassus Mayor Wahyu memerintahkan anggota medis yang dipimpin oleh dokter Chandra menyisir di sepanjang lorong Dusun Sukomoro.

Beberapa menit kemudian salah satu personel medis Satgas Bencana Kelud meniupkan peluit, tiga kali berturut turut yang menandakan bahwa ada warga yang perlu mendapatkan pertolongan medis dengan cepat.

"Sesuai instruksi dan koordinasi peluit berbunyi tiga kali, tanda bahwa ada warga yang perlu mendapatkan pertolongan medis secara cepat. Dengan gesit anggota satgas merapat ke arah sumber suara peluit dan betapa kaget anggota mendapati nenek Dul terbaring lunglai dan lemah, situasi saat itu sepi akibat kampung ditinggalkan penduduk ke kamp pengungsian," katanya.

Mayor Wahyu memerintahkan dokter segera melakukan evakuasi nenek tersebut ke tempat yang lebih aman, untuk di tangani secara medis. Tandu dan alat invus segera dikeluarkan dari mobil ambulans untuk mengangkut nenek tersebut.

"Saat diajak komunikasi nenek tersebut hanya bisa bicara 'ngelih..ngelih..sek ngelak' dalam bahasa Indonesia artinya 'lapar..lapar dan haus'. Setelah mendapatkan pertolongan minum dan infus segera ditandu di bawa ke jalan besar yang berjarak 1 Km dri lokasi," lanjutnya.

Menurutnya, kondisi nenek yang kian pucat dan mata sudah tampak memutih. Setelah dirawat di posko kesehatan Kopassus kondisi nenek dul sudah stabil.