Kasus Hambalang
Demokrat Ragukan Pernyataan Yulianis Soal Ibas
Uang 200 ribu dollar AS yang diberikannya ke Nazarudin itu pun bukanlah uang Grup Permai yang terkait dengan kasus Hambalang
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Arif Wicaksono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yulianis, mantan Wakil Direktur Keuangan Grup Permai, mengatakan bahwa dalam catatan yang dimilikinya, Nazarudin lah yang memberikan uang ke Ibas untuk keperluan Kongres Partai Demokrat di Bandung pada tahun 2010.
Menanggapi hal itu, Didik Mukriyanto Ketua DPP Partai Demokrat, menegaskan pernyataan tersebut sudah dapat disimpulkan bahwa ada rekayasa dan kebohongan yang diucapkan oleh Yulianis.
"Kan berarti Yulianis hanya melihat catatan keuangan bahwa ada 200 ribu dollar AS yang ditujukan untuk Ibas, tapi Yulianis kan berikan uang tersebut melalui Nazarudin. Uang itu ada atau tidak? Sampai atau tidak ke tangan Ibas? Kita tidak tahu, mungkin saja ini hanya khayalan dari Yulianis, atau memang ada yang sengaja nyuruh dia ngomong itu," kata Didik Mukriyanto Ketua DPP Partai Demokrat dalam keteranganya di Jakarta, Kamis (19/12/2013).
Ia menambahkan, uang 200 ribu dollar AS yang diberikannya ke Nazarudin itu pun bukanlah uang Grup Permai yang terkait dengan kasus Hambalang.
"Yulianis kan hanya bilang kalau duit yang ada di catatannya itu berasal dari proyek bermasalah, proyek yang mana kita tidak tahu? Jelas bukan Hambalang, kalau pun bermasalah kan perlu penyidikan lebih lanjut, tidak hanya sekedar lembar statement ke media seperti ini," tutur dia.
Pernyataan Ketua KPK Abraham Samad pun menegaskan bahwa Yulianis tidak pernah menyebutkan nama Ibas di BAP. Hal tersebut memperkuat bahwa apa yang dikatakan Yulianis merupakan penggiringan isu yang sesat dan fitnah terhadap Sekretaris Partai Demokrat Edhi Baskoro Yudhoyono.
"Memang benar kan, nama Ibas tidak pernah ada di dalam BAP. Masa Pak Samad mempertaruhkan integritasnya sebagai penegak hukum. Ada apa sebenarnya Yulianis ini kok tiba-tiba dia sebut nama Ibas di luar persidangan? Ini jelas ada rekayasa," ujar dia.
Menurut Didik yang juga berprofesi sebagai pengacara, permintaan Yulianis yang meminta klarifikasi Ketua KPK Abraham Samad adalah berlebihan.
"Yulianis ini sebagai saksi sudah tidak kredibel lagi, pernyataannya tidak dapat dipertanggungjawabkan dan penuh rekayasa, yang jelas tidak ada lagi yang bisa dipercaya dari kesaksiannya," ujarnya.