Idul Adha 1434
Anas: Sekuasa Apapun Manusia tak Boleh Kurbankan Manusia
Ketua Umum Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Anas Urbaningrum menegaskan arti berkurban dalam perayaan Idul Adha.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA
Ketua Umum Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Anas Urbaningrum menegaskan arti berkurban dalam perayaan Idul Adha. Ia mengingatkan napak tilas sejarah Nabi Ibrahim dan Ismail dalam perayaan tersebut.
Dimana Ibrahim bersedia mengurbankan anaknya Ismail namun akhirnya digantikan dengan domba.
"Sesungguhnya Tuhan mengajarkan pentingnya manusia dan nilai-nilai kemanusiaan. Dan manusia dan kemanusiaan itu tidak boleh dimain-mainkan, dan manusia itu tidak boleh dikurbankan. Yang boleh disembelih itu adalah hewan dan tidak asal sembarang hewan," kata Anas dilokasi penyembelihan hewan kurban PPI yang tidak jauh dari rumahnya di Jalan Teluk Semangka, Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (15/10/2013).
Ia mengatakan berkurban mengajarkan manusia untuk peduli dan berbagi. PPI, kata Anas, ingin terus mengkapamnyekan berbagi dan peduli untuk memajukan Indonesia.
Mantan Ketua Umum Demokrat itu mengungkapkan pernyataaan agar manusia tidak dikurbankan merupakan ajaran humanisme. Dimana, manusia harus dimuliakan.
"Tidak boleh dikurbankan sehebat apapun orang sekuasa apapun tidak boleh menjadikan manusia kurban dan mengorbankan manusia," katanya.
Lalu apakah pernyataan Anas menyindir seseorang?
"Ini ajaran tentang kurban, penegasan humanisme tentang kemanusian bukan menyentil siapa-siapa," katanya.