Selasa, 7 Oktober 2025

Akil Mochtar Ditangkap KPK

Chairunnisa Terlibat Suap Diduga Terkait Pemilihan Legislatif

Anggota Komisi II DPR itu berasal dari daerah pemilihan Kalimantan Tengah

TRIBUN/DANY PERMANA
Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar Chairunnisa (tengah) dipeluk keluarganya saat ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis (3/10/2013). Chairunnisa bersama Ketua MK Akil Mochtar telah ditetapkan KPK sebagai tersangka, keduanya diduga terlibat dalam suap pengurusan sengketa pilkada Gunung Mas Kalimantan Tengah. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Golkar wilayah Kalimantan Ahmadi Noor Supit angkat bicara mengenai Chairunnisa. Anggota Komisi II DPR itu berasal dari daerah pemilihan Kalimantan Tengah.

Chairunnisa tertangkap oleh KPK dalam dugaan suap Ketua MK Akil Mochtar. Hal itu terkait Pilkada Gunung Mas, Kalimantan Tengah dengan calon bupati  Hambit Bintih. Ahmadi mengatakan Chairunnisa terlibat dalam kasus tersebut diduga terkait dengan pemilihan legislatif dalam Pemilu 2014

"Saya yakin kalau dia mencari uang, saya berani jamin," kata Ahmadi ketika dihubungi, Jumat (4/10/2013).

Ahmadi mengaku bingung dengan tindakan yang dilakukan Chairunnisa. Sebab, calon yang diusung Partai Golkar dalam pilkada itu kalah. Tetapi, Nisa justru mendukung calon yang menang.

"Dia sekretaris untuk pemenangan Pemilu. Karena yang diusung (Golkar) yang kalah dan ikut menggugat," kata Ahmadi

Menurut Ahmadi, tindakan yang dilakukan Nisa sangat menyimpang dari garis kebijakan partai.

"Jadi kemungkinan motifnya begitu," katanya

Ketua Banggar DPR itu mengakui bila persaingan di daerah pemilihan Nisa yakni Kalimantan Tengah sangat berat. Untuk itu, Nisa diduga melakukan hal itu untuk mengamankan suaranya.

"Luar biasa persaingan. Sesama partai sangat ketat. Kalau dia tidak berupaya, kalau hanya mengandalkan popularitas sulit," imbuhnya.

Ahmadi mengatakan Nisa merupakan perempuan baik dan santun. Sehingga ia yakin Nisa tidak mencari materi.

"Saat terkena kasus AlQuran dia sempat menangis. Karena dia merasa dimanfaatkan orang. Jadi saya tahu persis. Dia ketakutan, minta pindah. Dia menghindari duduk di tempat. Itu permintaan dia pindah komisi VIII. Dia ingin tenang hidup. Dia bukan tipe pemain," ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved