Jumat, 3 Oktober 2025

Calon Hakim Agung

Ruhut Sitompul Tak Berani Sebut Nama

Ketua Komisi III DPR, Ruhut Sitompul yang menggantikan Gede Pasek Suardika bergerak cepat

Editor: Rachmat Hidayat
zoom-inlihat foto Ruhut Sitompul Tak Berani Sebut Nama
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Ruhut Sitompul

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Ketua Komisi III DPR, Ruhut Sitompul yang menggantikan Gede Pasek Suardika bergerak cepat merespon isu percobaan suap anggota Komisi III kepada komisioner Komisi Yudisial (KY) saat seleksi hakim agung tahun lalu.

Ruhut mengaku telah mengetahui nama anggota Komisi III dari Demokrat yang disebut Komisioner KY Imam Anshori Saleh mencoba menyuap tujuh anggota KY senilai Rp 1,4 miliar. "Sudah tahu aku, Ketua KY itu kan adik tingkat aku di Padjajaran (Unpad)," kata Ruhut di Gedung DPR Jakarta, Senin (23/9).

Kendati begitu, Ruhut tak mau mengungkap identitas politikus Demokrat yang dimaksud. Alasannya, selain proses klarifikasi masih berlangsung, Ruhut tak mau melangkahi kewenangan fraksinya. "Jangan dari aku lah," elaknya.

Komisioner KY Imam Anshori mengungkap saat seleksi hakim agung 2012 lalu, ada percobaan suap ke lembaganya dari anggota Komisi III DPR. Motifnya, meminta KY meloloskan calon hakim agung dalam seleksi.

Ketika Ruhut menyatakan telah tahu politisi Demokrat terlibat percobaan suap ke KY, Ketua Kelompok Fraksi Demokrat di Komisi III DPR, Edi Ramli Sitanggang menyatakan kesiapannya bersumpah pocong, apabila menerima uang suap terkait calon ketua hakim agung. "Saya siap sumpah pocong," katanya.

Edi minta semua pihak tak asal menuding suap calon hakim agung. Apalagi, sempat disebutkan penerimanya adalah perempuan dari Demokrat. "Jangan mentang-mentang ketua fraksi kita perempuan. Tak ada arahan dari fraksi. Jauh banget itu," tegasnya.

Ia juga membantah jika terjadi transaksi mengenai pencalonan hakim agung. Menurut Edi, kalau komunikasi dengan calon hakim agung itu tak masalah. "Tak ada (uang). Sampai sekarang sampai hari ini tak pernah. Saya siap sumpah pocong, suruh empat (komisioner KY) itu sekalian," tantangnya.

Edi menegaskan, dirinya dan juga rekan-rekannya di Komisi III tak pernah melakukan percobaan suap. Edi mempertanyakan maksud dari KY mengungkap hal itu tanpa melaporkan ke pihak berwajib.

"Ini kan berubah, hari pertama dia sebut yang coba suap teman baiknya dari Demokrat, hari kedua dari Komisi III Fraksi Demokrat, ketiga salah satu dari Partai Demokrat. Ini kan sudah tidak benar," ujarnya.

Edi curiga ada maksud politik dari komisioner KY, apalagi yang mengaku pernah disuap adalah anggota KY yang berasal dari Parpol. Imam Anshori pernah jadi anggota DPR dari PKB periode 2004-2010. "Ini justru seolah masuk ke ranah politik," tuturnya.

Demi penegakkan hukum, KY didesak berani mengungkap nama-nama anggota DPR yang mencoba menyuap. "Harus diungkap, harus berani sebut nama. Supaya tidak menimbulkan spekulasi dan syahwasangka," kata Anggota Komisi III DPR dari Demokrat, Saan Mustopa.

KY juga diminta melaporkan percobaan suap itu ke KPK. "Harus lapor ke KPK, apakah benar percobaan suap itu terjadi," kata politisi Demokrat baru kehilangan jabatan sebagai Sekretaris Fraksi Demokrat itu. (Tribunnews.com/Ferdinand Waskita/Hasanuddin Aco)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved