Calon Presiden 2014
Airlangga Pribadi: Konflik Golkar Bakal Makin Memanas
Konflik terbuka antarelite Partai Golkar menyangkut pencalonan Ketua umum Aburizal Bakrie sebagai Capres 2014, bakal makin memanas.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konflik terbuka antarelite Partai Golkar menyangkut pencalonan Ketua umum Aburizal Bakrie (Ical) sebagai Capres 2014, bakal makin memanas.
"Bukan tidak mungkin akan berujung terpentalnya Ical dari pencalonan presiden dan juga ketua umum Golkar," ujar pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, Airlangga Pribadi Kusman MA, menjawab wartawan, Kamis (19/9/2013).
Prediksi Airlangga didasarkan pada pernyataan mantan Ketua umum Golkar Akbar Tandjung di kediamannya, Selasa (17/9) yang menyarankan agar Golkar menggelar kovensi capres jika elektabilitas Ical masih saja belum naik atau di bawah 10 persen.
Akbar memperkirakan antara Oktober –November, perkembang politik harus dicermati dan dilihat lagi apakah elektabilitas Ical memperlihatkan peningkatan.
“Wacana yang dikembangkan Akbar untuk terus melakukan evaluasi terhadap pencalonan Ical, setidaknya memperlihatkan persaingan belum berakhir dan makin terbuka," katanya.
Menurutnya, asumi dan pemikiran Akbar sangat rasional, buat apa memaksakan diri mengusung calon yang elektabilitasnya masih rendah.
Airlangga mengatakan, dengan terbukanya konflik antarlite, persaingan memperebutkan kursi capres/cawapres di Golkar masih akan berlangsung. Dia memperkirakan faksi Ical akan terpental alias kalah oleh koalisi Akbar dan Jusuf Kalla yang akan bersatu jika elite lain di Golkar mengedepankan soliditas partai.
Kandidat doktor di Asia Research Center, Murdoch University, Australia ini mengatakan, dinamika dan konflik di Golkar makin mengeras karena Ical dan para pendukungnya sudah membuat garis tegas bahwa tidak ada evaluasi soal pencapresan Ical.
"Sementara elite dan tokoh lain di Golkar masih melihat kemungkinan untuk suatu perubahan masih besar, apalagi elektabilitasnya belum juga meningkat signifikan," ujarnya.
Melihat perkembangan yang makin dinamis, Airlangga memperkirakan, pertarungan tiga elite utama di Golkar akan menyisakan dua tokoh yang keduanya mantan ketua umum Golkar; Akbar dan Kalla. Dua tokoh itulah yang nantinya akan memperebutkan kursi capres atau cawapres Golkar.
Menurut Airlangga, akan ada tiga kemungkinan terkait koalisi partai pemenang pemilu dengan kandidat dari Golkar. Pertama, koalisi antara capres PDIP Joko Widodo dengan Jusuf Kalla. Jika ini terjadi, kompensasi pada Akbar adalah kembali memimpin sebagai Ketua umum Golkar.
Kemungkinan kedua, jika tidak ada kompromi antara Kalla dan Akbar, Golkar akan mengajukan Golkar sebagai cawapres dan berpasangan dengan capres pemenang pemilu. Dan kemungkinan ketiga, Golkar akan mengusung calon dari kalangan muda, seperti Priyo Budi santoso.(js)