Selasa, 7 Oktober 2025

Polisi Ditembak

YLBHI: Polri Gagal Melindungi Masyarakat

Maraknya kasus penembakan yang terjadi akhir-akhir ini di berbagai daerah di tanah air, membuat resah masyarakat sipil

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Gusti Sawabi
Wahyu Aji/Tribunnews.com
Tirta Sari (45), istri mendiang Ajun Inspektur Dua (Aipda) anumerta Sukardi 
Tribunnews.com, Jakarta - Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBI) Alvon Kurnia menilai maraknya kasus penembakan yang terjadi akhir-akhir ini di berbagai daerah di tanah air, membuat resah masyarakat sipil, kejadian-kejadian penembakan yang ada kini belum terungkap, sementara penggunaan senjata api telah kembali memakan korban yaitu Bripka Sukardi yang merupakan salah satu Anggota Provost Air Kepolisian Mabes POLRI yang tertembak pada Selasa, 10 September 2013 sekitar pukul 22.20 Wib di depan Gedung KPK di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta. 

"Yayasan LBH Indonesia sangat menyayangkan peristiwa serupa ini kembali terjadi apalagi menimpa Anggota Polri yang seharusnya menjadipelindung dan pengayom masyarakat justru menjadi korban penembakan misterius. Peristiwa ini dapat ditangkap oleh masyarakat bahwa POLRI telah gagal menjalankan tugas pokoknya dalam pemenuhan jaminan keamanan terhadap masyarakat sehingga berimplikasi pada berkurangnya kepercayaan masyarakat terhadap Institusi Polri," kata Alvon dalam rilisnya, Kamis (12/9/2013).

Dijelaskan lambannya proses penanganankasus-kasus serupa oleh pihak Jajaran Polri  mengakibatkan pula pelaku bebas berkeliaran, menebarkan teror dan rasa takut terhadap siapapun.
"Kondisi tersebut bisa saja disalahgunakan oleh siapapun untuk menjalankan aksi terornya dengan modus dan berbagai kepentingan yang melatarbelakanginya, yang dapat memicu terganggungnya hak atas rasa aman, rasa nyaman, ketenangan dan ketenteraman di masyarakat," kata Alvon.

Terkait peristiwa tersebut, menurut Alvon, pihak kepolisian tidak hanya dituntut harus cermat dalam proses penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus ini, guna mengungkap siapa pelaku penembakan, modus, motif dan kepentingan yang melatarbelakangi, siapa otak pelaku di balik serentetan peristiwa penembakan misterius tersebut, adakah korelasi antara peristiwa penembakan yang satu dengan peristiwa lainnya yang menelan korban personil Anggota Polri  namun Polri  juga harus mampu membongkar jaringan serta otak pelaku perdagangan senjata api illegal yang beredar di berbagai wilayah di Indonesia. 

Menurut Alvon dari banyak peristiwa penembakan  semuanya belum terungkap secara jelas siapa pelaku dan otak pelaku sebenarnya, dan aksi terror dengan menggunakan senjata api terus menghantui masyarakat.

"Dapat  disimpulkan bahwa Polri telah gagal dalam memberikan perlindungan, pengayoman, menjaga keamanan dan ketertiban di dalam masyarakat," kata dia.

Atas permasalahan sebagaimana diuraikan di atas, karenanya Yayasan LBH Indonesia mendesak Kapolri agar segera menginstruksikan dilaksanakannya pengawasan secara ketat serta penindakan terhadap siapapun yang terkait dan terlibat dalam praktek perdagangan, perijinan dan peredaran senjata api illegal.
"Mendesak Kapolri  dan Jajaran Polri  untuk tidak hanya mengungkap semua kasus pembunuhan atas penyalahgunaan senjata api, tetapi juga mengungkap siapa pelaku dan pihak yang bertanggungjawab serta modus dibalik rentetan peristiwa penembak misterius tersebut, serta memprosesnya sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku," kata dia.

(Aco)

Sumber: TribunJakarta
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved