Konvensi Demokrat
Irman Gusman Siapkan Visi dan Misi Indonesia Seabad
Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman menjadi salah satu peserta konvensi Calon Presiden (Capres) Partai Demokrat PD).
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Irman Gusman menjadi salah satu peserta konvensi Calon Presiden (Capres) Partai Demokrat (PD).
Kepada Tribunnews.com, anak kedua dari 14 bersaudara pasangan Gusman Gaus dengan Janimar Kamili ini mengaku tengah mempersiapkan visi dan misi bagi bangsa dan negara ini untuk seabad mendatang.
Intinya, menurutnya, visi dan misi bangsa yang dibangun tak lain mewujudkan Indonesia sebagai negara dan bangsa mandiri, maju, adil dan makmur dalam seabad mendatang.
Visi ini sendiri, tegas dia, tidak akan lepas dari apa yang telah dicapai Presiden terdahulu, yakni sejak Presiden pertama Bung Karno hingga presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono.
Di dalam visi seabad tersebut, terdapat visi jangka pendek, menengah dan panjang.
Lebih lanjut kata dia, visi seabad yang tengah difinalisasi tersebut, mencerminkan bagaimana pemimpin kedepan mensejahterakan masyarakat, mempertahankan NKRI, mencegah terjadinya konflik dan menjaga pluralisme bangsa ini sesuai cita-cita Proklamasi yang dilandaskan dalam Bhineka Tungga Ika.
"Lagi dipersiapkan. Belum spesifik. Visi dan misi bagi bangsa ini seabad mendatang, yakni mewujudkan Indonesia mandiri, maju, adil, makmur dalam perubahan tang berkelanjutan," tegas dia, Senin (2/9/2013).
Dijelaskan, visi dan misi Indonesia seabad mendatang tidak lepas dari spirit yang selama ini Irman perjuangkan di Parlemen. Ditambah lagi, jam terbangnya mengunjungi hampir seluruh provinsi di Indonesia menjadi satu hal yang penting baginya menyerap aspirasi rakyat dan kepentingan daerah.
"Umumnya kunjungan kerja ke berbagai provinsi untuk mendegarkan suara dan aspirasi masyarakat serta pemerintah daerah secara langsung yang berkaitan erat dengan tugas dan tanggungjawab sebagai pembawa aspirasi dan kepentingan daerah di tingkat nasional," jelas dia.
Dari aneka kunjungan tersebut Irman mengaku bisa merasakan langsung betapa buruknya dampak sentralisasi pemerintahan dan pembangunan yang diterapkan selama lebih dari 30 tahun di masa Orde Baru. Tentu saja, aspirasi tersebut, membuat Irman semakin yakin dalam kepemimpinan nasional, garis perjuangannya bagaimana melawan kesenjangan sosial dan ekonomi mesti harus diperjuangkan terus.
Dalam kunjungan ke berbagai daerah dan berdialog dengan para kepala daerah, Irman menyadari betapa sistem desentralisasi yang dilaksanakan melalui otonomi daerah di Indonesia masih harus terus dievaluasi dan diperbaiki. Pasalnya persoalan muncul karena praktek pelaksanaan otonomi daerah yang masih terkekesan setengah hati. Yakni urusan dan kewenangan diserahkan kepada daerah, tetapi anggaran dan proyek dipegang kementerian di Pusat. Seperti sebagaian sumber dana pembangunan dikendalikan oleh Badan Anggaran DPR seperti dana Pembangunan Infrastruktur di Kementerian Pekerjaan Umum. Atau proyek-proyek pengadaan fasilitas kesehatan di Kementerian Kesehatan.
Lebih lanjut terkait mempertahankan NKRI, Irman tandaskan, prasyarat keutuhan NKRI dan pengelolaan sumber daya alam yang berkeadilan dan menguntungkan bangsa Indonesia hanya bisa dilakukan melalui pembentukan karakter bangsa dan pengelolaan kemajemukan (Pluralisme).
"Satu Indonesia hanya bisa kita pertahankan dan terus diperkuat bila kita bisa mewujudkan Indonesia yang maju dan sejahtera bersama," tegas dia.