Dino Patti Djalal: Saya Kandidat Konvensi Paling Tak Bermodal

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kemenangan seorang kandidat, apalagi calon presiden, tak lepas dari peran tim sukses atau tim pemenangan. Apa jadinya, jika ada calon Konvensi Partai Demokrat tidak memiliki tim sukses karena tidak ada modal?

Itulah yang diakui Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal. Ia mengatakan selama ini belum ada tim sukses yang dibentuknya untuk mengikuti proses konvensi di partai berlambang bintang segitiga ini.

"Saya ini kandidat paling tidak bermodal. Dulu saya dapat cerita waktu Presiden bicara ke tim editor, kalau enggak salah yang tanya Peter Gontha. Presiden sebut nama saya, dan Peter bilang 'Pak, Dino orang paling tidak bermodal," cerita Dino di Wisma Kodel, Jakarta, Sabtu (24/8/2013).

Dino menilai, sebuah pemilihan seorang pemimpin tidak ditentukan oleh siapa yang paling banyak uang, termasuk untuk membentuk tim sukses. Karena paling utama dari seorang calon bisa menginsipirasi dan menangkap masyarakat untuk ditelurkan menjadi kebijakan.

Buktinya, sambung Dino, sejarah sudah mencatat itu. Bagaimana Susilo Bambang Yudhoyono, seorang tentara asal Pacitan, bisa jadi presiden. BJ Habibie, seorang insinyur yang lama di Jerman bisa jadi presiden. Abdurahman Wahid seorang kyai, bisa jadi presiden.

"Mudah-mudahan dalam sejarah hal ini juga berlaku. Jadi Pemilu ini tidak ditentuka dari yang paling banyak uang, paling kata tapi bisa menginsipirasi masyarakat dan bisa menangkap aspirasi dan menjelmakannya untuk kebijakan yang baik," terangnya.

Suami Rosa Raj Djalal ini tak menampik, kehadiran tim sukses juga diperlukan. Dalam waktu dekat ini ia mengaku akan segera membentuk tim suksesnya. Sayang, Dino tak menggambarkan lebih detil komposisi tim suksesnya nanti.