Polisi Ditembak
Pelaku Penembakan Polisi Bisa Teroris atau Peloris
Wakpolri Komjen Pol Oegroseno mengungkapkan bahwa menjadi seorang polisi memiliki risiko besar.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakpolri Komjen Pol Oegroseno mengungkapkan bahwa menjadi seorang polisi memiliki risiko besar.
Oegro bercerita tentang banyaknya anggota polisi yang tewas saat melaksanakan tugas kepada 66 anggota Paskibraka yang menjadi petugas pengibar bendera di istana negara pada 17 Agustus 2013.
"Tugas polisi saat ini cukup berat, rekan-rekan kami banyak yang ditembak oleh pelaku-pelaku kejahatan. Mereka (pelakunya) bisa teroris bisa juga peloris karena menggunakan peluru, kita belum tahu siapa pelakunya, akan kita ungkap secepatnya," ungkap Oegro di Ruang Rapat Utama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (19/8/2013).
Meskipun demikian risiko meninggal dalam tugas tentu akan menjadi kebangaan, berbeda meninggal setelah lepas tugas atau pensiun.
Menurut Oegro seorang polisi yang gugur dalam tugas akan menjadi pahlawan dan pada saat pemakaman pun akan diuparakan serta peti jenazahnya ditutup bendera merah putih dan digotong teman-temannya sesama anggota polisi. Kemudian jenazahnya akan diserahkan ke pangkuan ibu pertiwi.
"Saya yakin orang yang meninggal dalam tugas pasti akan diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa," ucapnya.
Meskipun banyak polisi yang tewas ditembak pelaku kejahatan, Oegro tidak pernah merasa takut.
"Saya tidak takut kalau jalan sendiri, kalau ada penjahat saya tembak," ujarnya.