Tragedi Arena Tinju Indonesia
Rusuh Tinju Nabire Tunjukkan Manajemen Penyelenggara Amburadul
Wakil Ketua DPR Pramono Anung menegaskan kerusuhan tinju di Nabire Papua karena manajeman yang amburadul.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Pramono Anung menegaskan kerusuhan tinju di Nabire Papua karena manajeman yang amburadul. Dengan jumlah korban jiwa yang besar, Pramono menilai fasilitas olahraga tersebut tidak memenuhi standar.
"Bukan hanya standar internasional, tetapi juga nasional. Pintu masuknya kan hanya satu," kata Politisi Senior PDIP itu di Gedung DPR, Jakarta, Senin (15/7/2013).
Pramono mengatakan kejadian tersebut terjadi karena adanya kelompok yang tidak menerima kekalahan. Kemudian mereka menyerang. "Ini menyebabkan orang berlomba-lomba keluar dari satu pintu itu. Ini menunjukan masyarakat kita itu sangat mudah terpancing kemarahannya. Maka dengan demikian untuk hal-hal seperti ini, maka seyogyanya manajemen harus diperbaiki," ujar Pramono.
Menurut Pramono, hal itu menunjukkan kelemahan dari penyelenggara. Apalagi olahraga tersebut adalah tinju amatir di tingkat kabupaten memperebutkan piala ditingkat kabupaten.
"Ini sampai 18 orang meninggal, saya tak habis pikir. Kalau meminjam para petinggi kita ini bukan hanya prihatin tapi nyesek gitu lho," tuturnya.
Diketahui, kericuhan tersebut terjadi selama kurang lebih dua jam dari pukul 22.00 sampai pukul 24.00 WIT, Minggu (14/7/2013). Kapasitas Gedung Olah Raga (GOR) tersebut sebetulnya hanya mampu menampung 800 orang. Tetapi pada saat pertandingan tersebut penonton mencapai 1500 orang sehingga kondisi di dalam gedung berdesak-desakan.
Setelah pengumuman, suasana yang penuh sesak berubah menjadi ricuh setelah pendukung Yulianus tidak setuju dengan keputusan dewan juri. Aksi lempar kursi pun terjadi sehingga menyulut penonton lain yang akhirnya suasana di dalam ruangan tidak terkendali.
Dalam GOR tersebut hanya disediakan satu pintu masuk dan keluar, sehingga pada saat kericuhan penonton yang masih berada di dalam ruangan berusaha untuk keluar secara bersama sampai akhirnya banyak orang terjatuh dan terinjak-injak penonton lainnya. Akibatnya 17 orang meninggal dunia dan 39 orang luka-luka.