Ruhut Didepak Dari DPP Demokrat
Pengamat: Ruhut Dicopot Tanda Anas Melawan SBY
Tantangan Anas kepada SBY juga menjadi tanda bahwa memang terjadi perang urat syaraf antarfaksi di partai Demokrat.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta Burhanuddin Muhtadi menilai, pencopotan Ruhut Sitompul yang merupakan buldoser TB Silalahi sebenarnya sinyal perlawanan Ketua Umum DPP Demokrat Anas Urbaningrum terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), figur sentral di partai tersebut.
"Anas ingin menegaskan bahwa sebagai ketua umum sesungguhnya dirinyalah yang berkuasa di Partai Demokrat," tulis Kompas.com menyitir pendapat Burhanuddin Muhtadi.
Burhanuddin menilai, langkah pencopotan Ruhut dari jabatannya sebagai Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat sesungguhnya tantangan yang jelas dari Anas kepada SBY.
Tantangan Anas kepada SBY juga menjadi tanda bahwa memang terjadi perang urat syaraf antarfaksi di partai Demokrat.
"Apakah ada jaminan jika Anas mundur maka elektabilitas Demokrat pasti naik? Meski di sisi lain, Anas juga tak henti mengirim pesan kepatuhan kepada SBY, salah satunya dengan memberikan anugerah lifetime achievement award," ujarnya. (*)
Berita Lain
- Ruhut Sitompul Sang 'Mulut' Kontroversial
- Ruhut Bela SBY, Tapi Merongrong Wibawa Anas Urbaningrum
- Ruhut, Dari Kasus Selingkuh Hingga Ucapan Rasis
- Ruhut Habis-habisan Sering Bela SBY Kok Dipecat, Ini Kesimpulannya
- Kader Demokrat Diminta Jangan Banyak Bicara yang Tak Berguna
- Ruhut Sitompul: Saya Nggak Pernah Maling dan Korupsi