Senin, 6 Oktober 2025

Peringatan Hari AIDS

Peringatan Hari AIDS Jangan Sekadar Seremoni

Anggota komisi IX DPR RI Ansory Siregar meminta kepada pemerintah agar peringatan hari AIDS sedunia tidak sekadar perayaan seremonial.

Editor: Gusti Sawabi
zoom-inlihat foto Peringatan Hari AIDS Jangan Sekadar Seremoni
AFP/Jose CABEZAS
Aktivis berpartisipasi dalam pawai pada peringatan Hari Aids Dunia, di San Salvador, El Salvador, Sabtu (1 Desember 2012). (AFP PHOTO/Jose Cabezas)

 
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota komisi IX DPR RI Ansory Siregar meminta kepada pemerintah agar peringatan hari AIDS sedunia tidak sekadar perayaan seremonial. Hari AIDS yang jatuh tanggal 1 desember setiap tahunnya harus menyentuh substansi masalah dan penanganan yang komprehensif.

 
"Setiap tahun kita memperingati hal tersebut, namun hasilnya apa? Justru penyebaran HIV dan AIDS semakin tidak bisa dibendung. Pemerintah harus serius dong," ungkap Ansory, Rabu (5/12/2012)

 
Lebih lanjut Ansory memaparkan bahwa Data Triwulan II Kementerian Kesehatan (April-Juni 2012) menyebutkan 3.892 kasus baru HIV dan 1.673 kasus baru AIDS. Untuk persentase faktor risiko HIV tertinggi terjadi pada hubungan seks tidak aman pada heteroseksual sebesar 50%, sedangkan faktor risiko AIDS tertinggi juga pada hubungan seks tidak aman pada heteroseksual dengan persentase 84,5%.

Ansory prihatin atas kejadian luar biasa pada penyebaran virus HIV dan AIDS ini. Beberapa daerah yang kejadian luar biasa HIV/AIDS yakni di Kabupaten Tanbu Kalsel, jumlah penderita HIV dan AIDS hingga periode tahun 2012 ini, sebanyak 141 orang penderita HIV dan penderita AIDS sebanyak 7 orang. Di Batam Kepri, pada 2012 penderita HIV naik menjadi 423 kasus, dan yang positif AIDS mencapai 254 orang. Lalu di Provinsi Maluku jumlah penderita HIV/AIDS hingga November 2012 mencapai 1.728 orang, yang menyebar hampir merata di 11 kabupaten/kota.

 Politisi PKS itu menegaskan, bahwa pola penanganan yang efektif dalam penanganan HIV dan AIDS bukan melalui sosialisasi kondom, itu sama saja menyuruh orang untuk melakukan perbuatan dosa serta tidak menyelesaikan masalah. "Seharusnya sarana preventif dan promotif yang digencarkan, dengan melibatkan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat di masing-masing tempat tinggal, kalau perlu dibuatkan lokalisasi terhadap penderita HIV dan AIDS serta dilakukan upaya penyadaran yang komprehensif, dibina mentalnya, diberikan motivasi hidup untuk meninggalkan hal-hal yang merusak dirinya," papar Ansory.

”Pemerintah harus cepat bereaksi untuk pencegahan sedini mungkin terhadap penyebaran HID dan AIDS ini, dan anggaran yang sudah dianggarakan harus digunakan se efketif mungkin, kalo perlu di target tahun depan bangsa Indonesia tidak ada lagi yang terjangkit virus mematikan ini”  ungkap Ansory.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved