JPPR: Sipol Jangan Jadi Kambing Hitam
Masykurudin Hafidz melihat Sipol mampu mendukung proses Pemilu 2014. Masykurudin merujuk pada 9 parpol yang telah memanfaatkan Sipol tersebut.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sistem Informasi Politik (Sipol) banyak menuai protes dari partai politik. Namun Hal itu ditanggapi berbeda oleh lembaga pemantau pemilu.
Manajer Pemantauan Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat (JPPR) , Masykurudin Hafidz melihat Sipol mampu mendukung proses Pemilu 2014. Masykurudin merujuk pada 9 parpol yang telah memanfaatkan Sipol tersebut. "Ternyata kita cukup siap dalam menggunakan perangkat tekhnologi untuk mendukung kerja-kerja kepemiluan kita," kata Masykurudin kepada Tribunnews.com, Minggu (21/10/2012).
sembilan parpol yang memanfaatkan Sipol adalah Partai Nasdem, PAN, PKB, PKBIB, PKPI, Hanura, Gerindra dan PPRN.
"Dari sisi mekanisme, sistem Sipol memang terlalu canggih untuk partai-partai kita yang secara administrasi kepengurusan dan keanggotaan yang memang masih dalam proses belajar," ungkapnya.
Menurut Masykurudin, beragamnya model dan sistem kepengurusan dan keanggotaan partai-partai juga menunjukkan diperlukannya Sipol, sehingga perlu ada sistem yang lebih variatif dan fleksibel.
Masyukurudin pun meminta partai tidak menyalahkan Sipol begitu saja. Ia mengatakan masalah yang sebenarnya dihadapi parpol adalah ketidakmampuan untuk memenuhi kepengurusan dan keanggotaan yang memang berat itu.
"Jangan tiba-tiba menyalahkan sipol begitu saja, Kira-kira Sipol jangan jadi kambing hitam kalau masalahnya bukan di sistem ini tetapi karena kurangnya memneuhi syarat kepengurusan dan keanggotaan," katanya.
Melihat fakta tersebut, Masykurudin melihat Sipol memang belum dapat membantu KPU. "Jadi, secara hasil, sipol memang kurang berhasil membantu KPU dalam verifikasi partai politik ini," tukasnya.