Penarikan Penyidik KPK
Budayawan: Yang tak Dukung KPK Lawan Kami
Sebanyak 30 seniman dan budayawan nasional bertekad mendukung KPK dalam memberantas korupsi di Indonesia.

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Eri Komar Sinaga
TRIBUNNEWS.COM-JAKARTA - Sebanyak 30 seniman dan budayawan nasional bertekad mendukung KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dalam memberantas korupsi di Indonesia.
Budayawan-budayawan kondang tersebut yakin Indonesia bisa dibersihkan dari korupsi dengan gerakan budaya berkaca dari pengalaman Hong Kong yang berhasil membebaskan diri dari korupsi.
"Kalau seniman dan budayawan sudah mendukung tidak ada elemen bangsa yang tidak mendukung bangsa. Kalau ada elemen bangsa yang berani melawan KPK, itu lawan kita semua," ujar Radhar Panca Dahana, saat memberikan keterangan pers, di KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (9/10/2012).
Dengan dukungan dari budayawan dan seniman, Radhar berharap KPK tidak ciut nyalinya dalam mengusut kasus korupsi.
"Lembaga KPK bukan hanya sangat penting dalam upaya pemberantasan dan pencegahan korupsi tapi juga menjadi salah satu faktor yang signifikan dalam usaha bersama kita mengatasi krisis multidimensional yang diakibatkan korupsi," ujar Radhar saat membacakan pernyataan mereka setekah bertemu dengan pimpinan KPK.
Seniman dan Budayawan menilai perilaku dan manipulasi dalam jabatan maupun harta negara sebagai penghianatan dari cita-cita bangsa dan ideologi negara.
"Karena itu KPK justru harus diperkuat kedudukan fungsi dan wewenangnya. Antara lain menjadi lembaga yang tidak lagi ad hoc, namun permanen," tegasnya.
Untuk menggalang dukungan yang lebih masif, seniman dan budayawan menyerukan kepada segenap pekerja kreatif dan seniman untuk menciptakan karya dalam bentuk media apapun.
Seniman dan budayawan yang berkesempatan hadir di KPK antara lain, Indro 'Warkop', Pong Harjatmo, Radhar Panca Dahana, Arswendo Atmowiloto, Mohammad, Sobari, Zalianty, Dedy Mizwar.