Minggu, 5 Oktober 2025

Ledakan di Depok

Uji DNA untuk Pastikan Korban Thoriq atau Bukan

Bila benar korban tersebut Thoriq, kepolisian baru bisa mengetahui apa motivasinya memiliki bahan peledak.

Penulis: Adi Suhendi
Editor: Gusti Sawabi
zoom-inlihat foto Uji DNA untuk Pastikan Korban Thoriq atau Bukan
Tribun Jakarta/JEPRIMA
Seorang korban ledakan bom di Jalan Nusantara Raya, Beji, Depok, Jawa Barat yang selamat saat berada di dalam mobil ambulans di Rumah Sakit Mitra Keluarga, Depok, Minggu (9/9/2012) dini hari. Korban selamat ini akan dipindahkan ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. (Tribun Jakarta/Jeprima)

Laporan wartawan tribunnews.com : Adi Suhendi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Pihak kepolisian akan melakukan tes DNA terhadap seorang korban yang mengalami luka parah dalam kejadian Bom Depok. Ia diduga kuat Muhammad Thoriq pemilik bom di Tambora, Jakarta Barat yang ditemukan beberapa hari lalu.

"Kami akan lakukan tes DNA terhadap korban untuk mengetahui siapa sebenarnya korban. Nanti baru kita bisa tahu, saat ini kita baru menduga," ucap Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Untung S Rajab di lokasi kejadian, Jalan Nusantara Raya, Depok, Jawa Barat, Minggu (9/9/2012).

Bila benar korban tersebut Thoriq, kepolisian baru bisa mengetahui apa motivasinya memiliki bahan peledak. "Yang jelas saat ini ada satu orang luka berat, dan dua orang luka ringann," ucapnya.

Direncanakan untuk memastikan korban yang luka berat tersebut Thoriq, kepolisian akan mengambil sampel DNA ibunya yang saat ini sudah diamankan tim Densus 88 Antiteror Polri. "Siapa yang bisa memastikan, nanti hasil identifikasi," ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Anang Iskandar menduga bahwa korban luka parah akibat ledakan bom di Depok adalah Toriq. "Diduga Torik luka parah yang kini dirawat di Rumah Sakit Mitra," kata Anang.

Jelas Anang, ada enam orang yang diamankan pihak kepolisian terkait dengan ledakan di Depok. Pertama, Nanut Triaman kelahiran Cirebon 22 Febuari 1950, kedua Bagus Kuncoro kelahiran Jakarta 22 Febuari 1992 yang mengalami luka tangan kena percikan bom, Taufik kelahiran Jakarta 7 Juni 1980, Wulandari kelahiran 28 Oktober 1985, diduga Torik luka parah, dan Fajaruddin kelahiran Jakarta 16 Juni 1985 seorang pemilik warung.

"Keterangan sementara bahwa setelah terjadi ledakan Fajarudin dan Bagus melihat dua orang setengah berlari meninggalkan pondok. Yang satu menggunakan kaos (luka punggung) dan yang satu lagi menggunakan jaket," terangnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved