Sudah 16 Tahun, Pembunuh Wartawan Udin Belum Terungkap
Siapa pembunuh wartawan Harian Bernas Fuad Muhammad Syafruddin alias Udin sampai saat ini tak menemui titik terang.

Laporan Wartawan Tribun Jogja, Yudha Kristiawan
TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Siapa pembunuh wartawan Harian Bernas Fuad Muhammad Syafruddin alias Udin sampai saat ini tak menemui titik terang.
Bahkan sudah 16 tahun kasus pembunuhan itu terjadi, pelaku pembunuhan belum terungkap.
Bertepatan dengan peringatan Hari Kebebasan Pers Internasional 3 Mei 2012, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia beserta kawan-kawan perwakilan beberapa media cetak dan elektronik, mengadakan ziarah ke makam Udin yang berada di Dusun Gedongan Trirenggo Bantul.
Tepat di depan pusara Udin, ketua AJI Indonesia Eko Maryadi menyatakan sikap, akan terus mengawal kasus pembunuhan Udin sampai kapanpun.
"AJI mendesak agar kasus pembunuhan Udin kembali diusut dengan benar dan sungguh-sungguh," tegas Eko, Kamis (3/5/2012)
Eko juga kembali mengingatkan, bahwa sudah 16 tahun semenjak terbunuhnya Udin pada 16 Agustus 1996. ini menunjukkan bahwa tidak ada niat baik dari pihak berwajib, dalam hal ini Polda DIY untuk mengusut kasus ini secara tuntas.
"Sebagai komparasi, Polda Bali berhasil mengungkap kasus terbunuhnya wartawan Radar Bali Anak Agung Prabangsa dalam waktu 100 hari, lalu mengapa kasus Udin hingga 16 tahun belum juga terungkap," papar Eko.
Dalam ziarah tersebut juga dilakukan pembacaan puisi oleh seniman Hendro Pleret sebagai bentuk solidaritas atas kasus ini. penggalan puisi karya Angger Jati Wijaya begitu pilu tatkala dibacakan tepat di hadapan pusara Udin.
"...Kini nisan itu bertabur bunga tanda tanya, karena apa yang bermula dari kata, telah menjadi mata pedang...," baca Hendro dengan lantang.
Sementara itu, Heru Prasetyo selaku rekan Udin semasa bekerja di Harian Bernas, mengaku, sebelum almarhum terbunuh, memang sempat curhat kepadanya tentang pemanggilan dirinya oleh Dandim Bantul kala itu, namun tidak bercerita substansi pemanggilan itu.
Udin dikenalnya sebagai jurnalis yang kritis, terutama pada kebijakan pemerintah setempat. Heru juga menyatakan mendesak pihak berwenang untuk segera mengusut tuntas kasus ini. Ia bersama rekan-rekan lain telah mengupayakan melalui Komnas HAM.
"Mumpung saksi masih banyak yang hidup, segera usut tuntas kasus terbunuhnya Udin, kita tidak tahu apakah saksi lain akan terus hidup sebelum kasus ini kadaluarsa dua tahun lagi, tepatnya 16 Agustus 2014 kasus ini akan kadaluarsa. Ada beberapa saksi kunci yang sudah meninggal," tegas Heru.