Wakil Menteri ESDM Meninggal Dunia
Widjajono Terbiasa Meditasi Usai Tahajud
Tulisan Guru Besar Institut Teknologi Bandung tersebut kerap terpampang di milis energi.

Laporan Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pak Wid, begitu pemilik nama lengkap Widjajono Partowidagdo, biasa disapa. Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral itu menghembuskan nafas terakhirnya ketika mendaki gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat, Sabtu sekitar pukul 19.00 WITA. Di tengah kesibukannya, dia selalu menulis.
Tulisan Guru Besar Institut Teknologi Bandung tersebut kerap terpampang di milis energi. Dalam tulisannya, Widjajono yang lahir di Magelang, itu bercerita soal filosofi hidup, keseharian, kebiasaan dan hubungan sosial dengan lainnya.
Berikut tulisan Widjajono:
Kalau kita menyayangi orang-orang yang kita pimpin, Insya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang akan menunjukkan cara untuk membuat mereka dan kita lebih baik. Tuhan itu Maha Pencipta, segala kehendakNya terjadi.
Saya biasa tidur pukul 20.00 WIB dan bangun pukul 02.00 WIB pagi lalu sholat malam dan meditasi serta ceragem sekitar 30 menit lalu buka komputer buat tulisan atau menulis email.
Dalam meditasi biasa menyebutkan:
"Tuhan Engkau Maha Pengasih dan Penyayang, aku sayang kepadaMu dan sayangilah aku... Tuhan Engkau Maha Pencipta, segala kehendakMu terjadi..."
lalu saya memohon apa yang saya mau...
(dan diakhiri dengan mengucap)
"Terima kasih Tuhan atas karuniaMu."
Subuh saya shalat di Masjid sebelah rumah lalu jalan kaki dari Ciragil ke Taman Jenggala (pulang pergi sekitar empat kilometer). Saya menyapa satpam, Pembantu dan orang jualan yang saya temui di jalan dan akibatnya saya juga disapa oleh yang punya rumah (banyak Pejabat, Pengusaha dan Diplomat), sehingga saya memulai setiap hari dengan kedamaian dan optimisme karena saya percaya bahwa apa yang Dia kehendaki terjadi dan saya selain sudah memohon dan bersyukur juga menyayangi ciptaan-Nya dan berusaha membuat keadaan lebih baik. Oh ya, Tuhan tidak pernah kehabisan akal, jadi kita tidak perlu kuatir. Percayalah...
Salam,
widjajono
Beberapa warga yang Tribun temui di sekitar rumah duka mengaku mengenal sosok Widjajono karena terbiasa lari pagi mengenakan training biru atau merah. Sosoknya tidak seperti pejabat kebanyakan yang sangat memerhatikan soal penampilan.
Ketika shalat Shubuh, pakaian yang biasa almarhum kenakan adalah training biru dan merah. "Dia juga memakai jaket. Itu yang biasa saya lihat. Pak Wid selalu menyapa orang-orang. Tidak terkesan ngebosi. Karena kalau butuh sesuatu dia akan pergi sendiri," ujar salah satu warga.
Warga tersebut mencontohkan Pak Wid terbiasa membeli majalah sendiri. Dari rumahnya di Jalan Ciragil II, Nomor 28, Pak Wid memilih jalan sendiri ke Pasar Santa yang terletak di Jalan Wolter Mongonsidi. Begitu juga jika belanja, dilakukan sendiri tanpa menyuruh pembantunya.
Pak Wid kini sudah pergi. Ia kembali ke Sang Khalik dengan dimakamkan di pemakaman Sandiego Hills, Krawang, Jawa Barat. Meski telah berpulang, hantaran karangan buka duka terus mengalir ke rumahnya. Dari ukuran besar, vas sampai pot kecil. Selamat jalan Pak Wid. (*)