Sidang Nazaruddin
Jimly: Pembangunan Gedung MK Bebas Korupsi
Jimly Ashiddiqie membantah melakukan pertemuan di restoran Bebek Bali pada tahun 2006 dengan pengusaha dan anggota DPR
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Jimly Ashiddiqie membantah melakukan pertemuan di restoran Bebek Bali pada tahun 2006 dengan pengusaha dan anggota DPR terkait pembangunan gedung MK. Tudingan itu awalnya disuarakan terdakwa kasus korupsi wisma atlet SEA Games, M. Nazaruddin.
"Bebek bali dimana? Acara apa kok msti ketemu pengusaha? Gedung MK itu sangat membanggakan, bagus, berkelas dan dapat jadi contoh pembangunan yang bebas dari praktik korupsi," kata Jimly kepada Tribunnews.com, Selasa (3/4/2012).
Jimly mengatakan kontraktor pembangunan gedung MK bahkan mendapatkan award serta menghasilkan profit terbesar selama kurun waktu 2006-2007.
"Karena dana tidak ada yang disunat 1 sen pun. Padahal, proyek tergolong tidak besar, gedung cuma 17 lantai dibandingkan gedung lain yang di atas 30 lantai," katanya.
Karena itulah, lanjut Jimly, dirinya meminta adanya tuduhan Nazaruddin tersebut ditanyakan kepada Sekjen MK dan kontraktor PP. Sebab, kata pakar hukum tata negara ini, arsitektur gedung MK adalah yang terbaik dan patut dijadikan model.
"Silakan tanya sekjen dan cek ke manajemen kontraktor PP. Maka sudah seharusnya gedung MK dijadikan model, termasuk untuk menilai ulang standar harga yang berlaku nasional. Kalau tidak ada korupsi pasti bisa dilakukan penghematan. Kita semua bangga dan sukses ada gedung MK. Pembangunan dimulai dengan sumpah seluruh hakim dan karyawan bahwa tidak boleh ada korupsi suap ataupun terima hadiah dari kontraktor,"jelasnya.
Sebaliknya menurut Jimly, MK memberi hadiah penghargaan kepada para pekerja yang dinilai brprestasi.
"Seperti tukang pasir terbaik, tukang listrik terbaik, tukang cat terbaik, dan sebagainya," katanya.