Sidak Denny Indrayana
Kronologi Dugaan Penamparan Oleh Wamenkumham
Denny diduga melakukan penamparan dan ajudannya diduga menendang petugas di LP kelas II A Pekanbaru lantaran lama membuka pintu
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nicolas Timothy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kembali Wamenkumham, Denny Indrayana membuat sensasi ketika melakukan sidak ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Senin lalu.
Kali ini, Denny diduga melakukan penamparan dan ajudannya diduga menendang petugas di LP kelas II A Pekanbaru lantaran lama membukakan pintu gerbang masuk LP.
Berikut kronologi penamparan dan penendangan Denny Indrayana sesuai data yang diperoleh Tribunnews.com pada hari Selasa, (3/4/2012).
Sekitar Pukul 02.30 WIB, pintu utama digedor-gedor yang kedengarannya dilakukan oleh beberapa orang secara bersamaan.
Petugas membuka lubang intai dan melihat beberapa orang menggunakan penutup muka (Zebo) dan bersenjata serta berteriak, "Ini Wamen, Ini Wamen!"
Sekitar 5 menit, petugas pemasyarakatan berdiskusi dan meyakini bahwa yang datang adalah Wamen, kemudian pintu utama dibuka.
Setelah dibuka, Wamen masuk dan langsung menampar komandan P2U, Darso Sihombing sambil mengatakan, "Kok lama betul baru dibuka? Apa kerjaannya?"
Sehabis ditampar, Darso ditendang oleh seorang yang diduga ajudan Wamen sampai terpental ke belakang yang mengakibatkan tangan kanan Darso terluka.
Tidak hanya menendang Darso hingga terpental, ajudan tersebut melanjutkan aksinya dengan menendang perut petugas P2U, Khoiril sampai terdorong kebelakang dan dipukul lagi dengan sikut di bagian punggung Khoiril.
Usai melakukan penganiayaan, Denny meminta untuk memanggil petugas lain yakni, Kasman, Sitorus dan Robby. Namun mereka sedang tidak bertugas.
Kemudian, Denny meminta supaya pintu kamar dibuka dan mengumpulkan Handphone semua petugas jaga, sementara petugas BNN memeriksa warga binaan atas nama Jufriadi Tanjung dan Fachrudin, alias Comel.
Usai melakukan pemeriksaan dan tes urine terhadap dua orang warga binaan tersebut, Denny mengumpulkan seluruh petugas jaga untuk melakukan briefing.
Di akhir Briefing, Denny meminta maaf kepada petugas yang diperlakukan secara tidak wajar khususnya kepada Darso dan Khoiril.