Sabtu, 4 Oktober 2025

Balada TKW di Negeri Arab

Lolos dari Hukuman Mati, Bayanah: Saya Trauma Kerja di Arab

Dikatakannya, hidup sepenanggungan di tahanan membuatnya dekat. Tiga teman dekatnya masih mendekam di tahanan.

Penulis: Y Gustaman
Editor: Yudie Thirzano
zoom-inlihat foto Lolos dari Hukuman Mati, Bayanah: Saya Trauma Kerja di Arab
TRIBUNNEWS.COM/DANY PERMANA
Bayanah (tengah), TKI asal Tangerang yang lolos dari hukuman mati di Riyadh, Saudi Arabia, memeluk putranya, Andri Irawan (kanan) bersama ayahnya (kiri), saat kedatangan Bayanah di Terminal 2 Lounge TKI, Tangerang, Banten, Rabu (28/12/2011). Bayanah lolos dari hukuman mati berkat kerja keras Satgas TKI yang melobi petinggi Arab Saudi. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yogi Gustaman

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua bulan bekerja di Arab Saudi belum membuat Bayanah mahir berbahasa Arab. Ia mengaku baru bisa bahasa Arab ketika di penjara khusus wanita Al Malaaz, Riyadh.

Saat masuk, tenaga kerja asal Indonesia sudah ribuan jumlahnya di dalam. Bahkan ia sampai tak hapal teman Indonesia pertamanya di penjara. Setelah datang ke Indonesia, Bayanah senang sekaligus sedih. "Sedihnya karena saya kasihan meninggalkan teman. Di sana kita makan bareng, canda. Perpisahannya enggak ada yang istimewa, ya cuma sedih saja," timpalnya,

Dikatakannya, hidup sepenanggungan di tahanan membuatnya dekat. Tiga teman dekatnya masih mendekam di tahanan. Mereka adalah Erda (Sukabumi), Sumartini (NTB), dan Warna (Karawang). Erda hanya dihukum penjara selama sembilan bulan.

Sementara Sumartini dan Warna dihukum masing-masing 10 tahun penjara. Keduanya diputus setelah menjalani sidang tiga tahun. Keduanya dituduh bersalah karena melakukan sihir, dan mereka bekerja di majikan yang sama. "Mereka baru setengah bulan menjalani hukuman," katanya kepada Tribunnews.com, Rabu (28/12/2011).

Karena mereka lah, Bayanah bisa berbicara bahasa Arab. Selain lingkungannya banyak orang Indonesia, banyak juga orang Arab dan tenaga kerja asing lainnya. Mau enggak mau, bahasa yang mereka pakai adalah Arab. Kondisi ini memacu Bayanah untuk bisa berbahasa Arab. Apalagi, Bayanah harus mendekam lima tahun delapan bulan.

Ketika ditanya apakah akan kembali mengadu nasib di sana, Bayanah menggelengkan kepala. "Saya sudah trauma. Saya mau kerja di sini saja. Apa saja," ucapnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved