Balada TKW di Negeri Arab
Bayanah Bercerita Awal Tuduhan Membunuh Anak 4 Tahun
Bayanah menceritakan kematian anak majikannya bukan sepenuh kesalahannya

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yogi Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bisa dibilang, Bayanah adalah satu dari sekian TKI yang gagal mengadu nasib di Arab. Pengalaman pertama ke Arab langsung tertimpa musibah. Gaji pertama sebagai pembantu belum dia rasakan. Karena di bulan kedua dia bekerja, langsung mendapat tuduhan membunuh anak majikan.
Bayanah (29) binti Banhawi yang terbebas dari hukuman pancung dijemput keluarga di Lounge TKI, Terminal II, Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (28/12/2011). Bayanah kini telah berada di kampungnya Desa Ranca Labuh Rt 07/01, Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang, Banten.
Kepada Tribunnews.com, Bayanah menceritakan kematian anak majikannya bukan sepenuh kesalahannya. Mulanya, Bayanah memakaikan baju si anak yang berumur empat tahun itu. Ia terlahir sebagai anak yang secara fisik kurang. Kedua tangan dan kakinya tak normal.
Saat itu, Bayanah yang memakaikan kaus, tak sengaja menarik tangan si anak sampai patah. Pasalnya, tangan si anak bengkok. "Waktu itu majikan enggak marah," cerita Bayanah. Namun, dua minggu setelah itu, masaalah muncul kembali dan membuat majikan marah besar.
Ketika sedang menggantikan pampers atau popok si anak di kamar mandi, tangan yang patah itu tertetes keran air panas, sehingga melepuh. Lalu si anak dibawa ke rumah sakit. Beberapa hari dirawat, si anak meninggal. Belakangan inilah yang menjadi tuduhan majikan kalau Bayanah membunuh anaknya.
"Sebetulnya majikan saya baik. Saya tidak tahu majikan lelaki apa kerjanya. Anak mereka empat. Kalau majikan perempuan tidur terus. Alhamdulillah selama tinggal dengan majikan enggak pernah terjadi prilaku kasar kepada saya," ujar Bayanah yang pernah satu penjara dengan Darsem.
Ketika ditanya apakah akan kembali mengadu nasib di sana, Bayanah menggelengkan kepala. "Saya sudah trauma. Saya mau kerja di sini saja. Apa saja," ucapnya.