Bom Bunuh Diri Solo
Polisi Gunakan SIM 2005 Sebagai Data Pembanding Hayat
Kepastian pelaku bom bunuh diri Gereja Kepunton, Solo adalah Hayat setelah melalui data pembanding dari Polres Cirebon.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepastian pelaku bom bunuh diri Gereja Kepunton, Solo adalah Hayat setelah melalui data pembanding dari Polres Cirebon.
"Kita gunakan data pembanding di Polres Cirebon ketika buat SIM 2005. Lalu tadi pagi match dengan sidik jari, gigi dan diakui oleh keluarga adalah cocok," kata Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen Musaddeq Ishaq dalam jumpa pers di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (27/9/2011).
Musaddeq lalu menjelaskan identifikasi pelaku dilakukan sejak Minggu (25/9/2011) siang. Penyidik melakukan Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dibantu dengan tim Indonesia Automatic Fingerprints Identification System (Inafis), Laboratorium Forensik dan DVR.
"Kita lakukan dari siang hingga pukul 20.00 WIB, lalu dibawa ke Jakarta yakni di RS Polri," ujarnya.
Setelah tiba di Jakarta, kata Musaddeq, pihaknya lalu melakukan otopsi dan identifikasi data-data yang telah dikumpulkan seperti sidik jari, gigi, dan DNA. "Sementara kita kerja di kamar jenazah tim melakukan mengumpulkan kldata di lapangan," imbuhnya.
Hasil medik Mabes Polri mendapatkan data jasad berumur 25-35 tahun dengan kulit sawo matang dan ditemukan tanda bekas operasi hermia dan penebalan kulit kaku bagian luar. Penyidik juga mengambil DNA dari keluarga pelaku yakni istri Sifria Yosepha Dewi dan Humaira Naila Husna.
"Setelah dilakukan pemeriksaan, dan dibandingkan jenazah maka seluruh kesimpulan yang kami uraikan tadi. Kesimpulannya adalah tidak terbantahkan bahwa jenazah adalah bernama Pino damayanto alias Ahmad Yosepa Hayat," sergahnya.